Rabu 16 May 2018 01:30 WIB

Rhoma Irama: Jangan Tuding Islam Itu Teroris atau Radikal

Rhoma mengimbau seluruh pihak harus introspeksi, baik pemerintah maupun masyarakat.

Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teror yang terjadi sejak pemberontakan teroris di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5) hingga bom bunuh diri di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Ahad (13/5) dan Senin (14/5) disesalkan Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama.

"Teror tidak direkomedasikan oleh seluruh agama, terutama Islam. Karena Allah SWT secara eksplisit mengatakan, 'barang siapa yang membunuh satu manusia yang tidak berdosa maka seakan-akan telah membunuh seluruh manusia,'" kata Rhoma dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (15/5).

Ia menilai aksi teror tersebut merupakan kekejian yang tidak bisa dikait-kaitkan dengan agama apa pun, apalagi Islam. Rhoma mengatakan, jangan sampai peristiwa teror yang dilakukan oleh oknum umat Islam menjadi tudingan terhadap Islam.

Sebab, kata dia, jika hal itu dibiarkan maka akan berkembang menjadi kerusakan kerukunan antarumat beragama. Kelompok oknum radikal, menurut dia, ada di semua agama.

"Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," katanya.

Raja dangdut ini menambahkan, memberantas terorisme tidak bisa dilakukan secara sporadis. Persoalan terorisme, menurut dia, harus dilihat akarnya.

Rhoma berpendapat, biasanya teroris bisa merupakan bentuk protes atau bentuk perlawanan dari kaum yang lemah terhadap arogansi yang kuat. Karena itu, kata dia, perlu introspeksi apakah selama ini keadilan telah ditegakkan. Mulai dari keadilan politik, ekonomi, sampai budaya.

"Apakah kita sekelompok ini telah melakukan toleransi secara sungguh-sungguh terhadap perbedaan, apakah kesenjangan politik, sosial, budaya masih terjadi atau tidak, diskriminasi terhadap berbagai aspek kehidupan masih terjadi atau tidak," kata Rhoma.

"Semua harus instropeksi, baik pemerintah, elemen masyarakat, elemen-elemen bangsa, ini harus dijadikan intropeksi sehingga tidak berkembang semakin besar," katanya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement