Rabu 16 May 2018 16:17 WIB

Tukul Merasa Kehilangan Gogon

Tukul memandang Gogon sebagai seniman jenaka yang memiliki karakter kuat.

Foto dokumentasi pelawak Srimulat Gogon saat hadir dalam acara syukuran film komedi Finding Srimulat di Jakarta, Selasa (10/4/2012)
Foto: Antara/Agus Apriyanto
Foto dokumentasi pelawak Srimulat Gogon saat hadir dalam acara syukuran film komedi Finding Srimulat di Jakarta, Selasa (10/4/2012)

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pelawak Tukul Arwana memandang almarhum Gogon Margono sebagai sosok seniman jenaka yang memiliki karakter kuat sehingga semua orang mudah mengenalnya. Tukul mengaku merasa kehilangan.

"Saya yang tidak bisa dilupakan terhadap Mas Gogon, jenaka, kelucuannya, mempunyai karakter sehingga orang mudah mengenalnya," kata Tukul di sela pemakaman jenazah Gogon Margono di  tempat pemakaman Bukur Ireng Desa Bendan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Rabu (16/5).

Tukul mengaku bertemu dengan almarhum Gogon Margono di kelompok Srimulat  sekitar 1999. Mas Gogon sosok yang unik, lucu, serbabisa. Dia selain melawak juga bisa bernyanyi,  melukis, memainkan alat musik kendang, dan menjadi dalang juga bisa.

Tukul mengungkapkan pengalaman bersama Mas Gogon saat pergi ke luar negeri tidur bersama satu kamar dan sering melakukan adegan-adegan kocak. Dia tiba-tiba loncat dari tempat tidur, katanya, melihat benda warna putih.  "Saya merasa kehilangan, tetapi semua milik Tuhan Yang Maha Esa. Jika Tuhan sudah menghendaki, manusia pasrah. Dan, semoga pihak keluarga Mas Gogon diberikan ketabahan, kekuatan menerima ujian ini," kata Tukul.

Gogon Margono (58) meninggal dunia di Lampung, Selasa (15/5), sekitar pukul 06.00 WIB. Jenazah dimakamkan di tempat kelahirannya, makam Bukur Ireng Desa Bendan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Rabu. Iringan jenazah berangkat dari rumah duka sekitar pukul 11.00 WIB.

Ratusan pelayat, baik sanak saudara, teman dari kalangan seniman, maupun tetangga, mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatan yang terakhir di dekat makam orang tuanya sekitar 500 meter dari rumah duka. Nova Mustika, putra bungsu Gogon, mengaku kaget saat mengetahui kabar dari kakaknya, Ari Mustika, melalui telepon.

Menurut Nova, ayahnya memiliki riwayat sering sesak napas karena sakit Jantung. Namun, ayahnya tidak ingin menjalani pengobatan, yakni dipasang ring. "Dia seharusnya diring, tetapi Papa tidak mau," ujar Nova. Menurut Nova, terakhir kali bertemu ayahnya adalah enam hari yang lalu saat berziarah ke makam eyangnya di Boyolali.

Gogon Margono bergabung di kelompok Srimulat Balekambang Solo pada sekitar 1980-an dan meninggal dunia pada usianya yang ke-58 tahun. Gogon meninggalkan seorang istri bernama Sri Lestari dan dua anak, yakni Ari Mustika dan Nova Mustika, serta empat cucu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement