REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Riau yang hari ini diserang oleh teroris dan menyebabkan satu orang polisi meninggal dunia, berada di pinggir ruas jalan utama di Riau, yakni Jalan Jendral Sudirman. Jalan ini setiap hari ramai dan selama 24 jam orang berlalu-lalang di jalan itu.
“Di Polda itu dijaga sangat ketat, serta setiap paginya pasti ada apel di sana,” kata Ica, warga Riau yang kini tinggal di Jakarta, Rabu (16/5).
Menurut Ica. selama ini suasana kota Pekanbaru aman dan tenang. Hanya ada masalah ketika musim panas tiba, yaitu banyaknya kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan. Saat itu biasanya terjadi bulan April hingga September.
“Adanya penyerangan itu mengejutkan kami, tapi untunglah saudara saya jauh dari markas polisi tersebut,” katanya.
Ica berharap agar pelaku penyerangan yang kini salah satunya telah tewas tertembak dapat diusut. Otak pelakunya dapat diringkus. Kota Pekanbaru pun diharapkan dapat segera tenang kembali.
Seperti diketahui pagi tadi, markas Polda Riau di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, diserang sekelompok orang tak dikenal. Mereka menabrakkan mobil Avanza ke arah petugas polisi yang tengah berjaga di markas tersebut.
Seorang anggota polisi meninggal dunia dalam serangan itu. Informasi yang dirangkum, anggota Polri yang tewas tersebut bernama Ipda Auzar. Saat ini jenazah korban berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto membenarkan informasi satu anggota yang meninggal dunia. Satu anggota lagi, kata dia, saat ini masih dalam perawatan.
"Iya benar, satu anggota kami (yang menjadi korban serangan) meninggal dunia," ujar Sunarto kepada Republika, Rabu (16/5).
Sementara itu, seorang anggota polisi lainnya mengalami luka bacok. Polisi itu bernama Komisaris Polisi Farid Abdullah. Farid juga masih menjalani penanganan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.
Berdasarkan informasi yang dirangkum Antara, empat terduga teroris juga meninggal dunia. Sementara itu, seorang terduga lainnya sempat melarikan diri, tetapi berhasil diamankan.
Dilaporkan juga bahwa dua wartawan terluka dalam upaya serangan teror itu. Kedua wartawan media elektronik itu terluka akibat ditabrak mobil teroris saat sedang bersiap meliput pengungkapan kasus sabu-sabu.
Menurut Sunarto, penyerangan Mapolda Riau terjadi pada Rabu (16/5) sekitar pukul 08.30 WIB. Sunarto menyatakan, ada empat orang terduga teroris yang menyerang anggota Mapolda Riau yang sedang berjaga.
Saat itu ada mobil jenis Avanza yang memasuki Mapolda Riau. Dari mobil tersebut, terangnya, turun dua orang terduga teroris yang langsung menyerang anggota. Mereka menyerang menggunakan senjata tajam.