REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inspektur Dua (Ipda) Auzar meninggal dalam penyerangan Mapolda Riau oleh orang yang diduga teroris, Rabu (16/5) pagi. Ia tewas tertabrak mobil pelaku yang berusaha melarikan diri.
Auzar rupanya memiliki hubungan yang erat dengan Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin. Auzar pernah menjadi orang dekat Syafruddin selama 25 tahun. Melalui pesan teksnya membeberkan pesan terakhir Auzar yang diterimanya.
Menuju Ramadhan esok hari, Ipda Auzar turut mengirimkan pesan Ramadhan lewat ponsel kepada Wakapolri Komjen Syafruddin. "WA Auzar ke saya pukul 7.15," kata Syafruddin dalam pesan tertulisnya, Rabu (16/5).
Berikut pesan Whatsapp Auzar pada Syafruddin:
Ya Allah, dipenghujung bulan Sya'ban ini ku kirimkan Do'a utk saudara-2 ku, sahabat-2 ku & orang-2 yg kuhormati serta orang-2 yg kucinta. Beri mereka kesehatan, tawadhu' dalam Iman, dan islam, keluarga yg bahagia, rizki yg barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan yg segera datang ini.
Kami sekeluaga mengucapkan :
MARHABAN YA RAMADHAN, MOHON MAAF LAHIR & BATHIN.
H. Auzar & Kel
Mendengar Auzar tewas dalam penyerangan tersebut, Syafruddin pun langsung terbang menuju Pekanbaru sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi pada pengabdian Auzar.
"25 tahun persaudaraan saya dengan almarhum Auzar, mulai dari sopir, urus anak-anak, dari kecil sampai dewasa sampai berumah tangga, dan sampai sekarang almarhum bolak balik Jakarta - Pekanbaru untuk urus ibu dan anak-anak saya," kata Syafruddin.
Ipda Auzar merupakan personel Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang juga dikenal sebagai sosok religius. Bahkan, sebelum meninggal ditabrak mobil yang dikendarai teroris, korban diketahui baru saja melaksanakan shalat Dhuha.
"Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya polisi, tapi juga ulama dan ustaz di sini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Rabu (16/5).
Rudi mengatakan, almarhum Ipda Auzar yang wafat pada usia 55 tahun tersebut memulai kareir di Lantas Polda Riau sejak dari Bintara hingga kini menyandang pangkat Ipda.
Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar haji itu aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Dia diketahui kerap memberikan tausiyah hingga disebut sebagai salah satu ustaz yang disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat.
Sebagai atasan almarhum, Kombes Rudi juga menyebut almarhum memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak kurang beruntung.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang ia peroleh, Kombes Rudi mengatakan bahwa sebelum ditabrak hingga meninggal dunia, korban baru saja melaksanakan shalat Dhuha di Masjid Polda Riau yang berlokasi di lantai dua. Ibadah itu, kata Rudi, rutin dilakukan almarhum setiap pagi.
"Sebelum kejadian, beliau juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiyah dan kegiatan Ramadhan di lingkungan Masjid Polda Riau," ujarnya.
Selanjutnya, korban turun ke bawah untuk kembali ke ruangan kerja dan seketika ditabrak mobil yang dikendarai teroris. "Kami sangat berduka. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Rudi.
Penyerangan Mapolda Riau terjadi pada Rabu (16/5) sekitar pukul 08.30 WIB. Setidaknya ada empat terduga teroris yang menyerang anggota Mapolda Riau.
Markas Kepolisian Daerah Riau diserang sekelompok orang tak dikenal pada Rabu (16/5). Penyerangan itu dilakukan oleh lima orang dengan menggunakan mobil Toyota Avanza bernomor polisi BM 1192 RQ.
Sekitar pukul 9.00 WIB mobil mencoba menerobos ke Mapolda Riau. Namun, mobil tersebut dihalangi personel kepolisian. Empat orang keluar dari mobil tersebut dan menyerang dengan samurai atau sajam yang mengakibatkan dua anggota luka. Kemudian, sekelompok orang tidak dikenal tersebut dilumpuhkan dengan tembakan, empat tewas satu lainnya kabur dengan mobil.
Satu pelaku yang kabur sempat menabrak seorang personel kepolisian, yakni Ipda Auzar. Auzar pun tewas setelah dilarikan ke RS Bhayangkara. Pelaku pengguna mobil tersebut kini sudah dibekuk oleh pihak kepolisian.