Rabu 16 May 2018 16:48 WIB

Helvy Tiana Janjikan Film 212 Aman dan Mendidik

Penolakan film 212 bisa terjadi karena kesalahpahaman.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Cuplikan adegan film 212: The Power of Love.
Foto: Dok Warna Pictures
Cuplikan adegan film 212: The Power of Love.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produser film 212: The Power of Love, Helvy Tiana Rosa, memastikan film 212 aman dan mendidik bagi seluruh masyarakat. Ia pun menyayangkan penolakan yang terjadi di sejumlah daerah terkait tayangnya film ini.

Beberapa daerah yang dikabarkan melakukan penolakan adalah di Manado dan Palangkaraya. Helvy mengatakan, saat ini permasalahan yang terjadi di Palangkaraya sudah selesai.

"Jadi karena di Palangkaraya tidak ditayangkan di bioskop, maka bikin nonton bareng. Nah ada miskomunikasi dengan pemuda Dayak setempat dikira itu nonton bareng untuk komunitasnya sendiri. Tapi sekarang sudah selesai dan justru jadi tayang di bioskop di Palangkaraya," kata Helvy, di CGV Grand Indonesia, Selasa (15/5) malam.

Sementara itu, terkait penolakan yang terjadi di Manado masih akan diselesaikan. Kepada wartawan, Helvy mengatakan film yang diproduserinya justru untuk memberikan gambaran tentang umat Muslim yang damai dan kekeluargaan.

Hal senada diungkapkan Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya Islam KH Sodikun. Menurutnya, film ini tidak hanya cocok ditonton oleh masyarakat beragama Islam saja tetapi juga seluruh lapisan masyarakat yang cinta kedamaian.

"Ini tidak hanya untuk umat Islam saja tapi sangat universal, pesan yang ditawarkan sebuah pelangi kedamaian, pelangi cinta yang luar biasa," kata Sodikun di kesempatan yang sama.

Film 212: The Power of Love dibintangi oleh aktor Fauzi Baadilla ini merupakan kisah fiksi yang dibuat berdasarkan peristiwa 212 di Monas dua tahun silam. Film ini bukan hanya menunjukan rasa cinta pada agama tetapi juga pada keluarga dan lingkungan.

Memasuki hari keenam penayangannya, kemarin, sutradara Jastis Arimba mengatakan film 212 sudah ditonton 300 ribu orang. Terkait penolakan film 212 ia meminta agar menontonnya lebih dahulu, baru membuat keputusan.

"Saya berharap bahwa lihatlah film ini sebagai produk karya, produk kesenian. Jadi tonton aja dulu baru menilai kemudian," kata Jastis.

Selain itu, salah satu pemeran dalam filn 212: The Power of Love, Adhin Abdul Hakim berharap masyarakat bisa memberi dukungan untuk film yang ia bintangi. "Mohon doa dan support buat semuanya yang udah nonton atau belum nonton, kami mohon support terus agar lama bertahan di layar bioskop," kata dia.

Selain meningkatnya jumlah penonton, jumlah bioskop yang menayangkan film ini juga bertambah. Sebelumnya hanya 68 layar yang menayangkan namun saat ini tercatat 142 layar bioskop di Indonesia menayangkan film ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement