REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepolisian Daerah Riau mengidentifikasi empat nama terduga teroris. Mereka tewas setelah berusaha melakukan penyerangan di Mapolda Riau, Kota Pekanbaru, Rabu (16/5) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mayat pelaku telah dilakukan pemeriksaan identifikasi oleh tim Inafis dan Dokkes (Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau)," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Sunarto di Pekanbaru, Rabu sore.
Dia memerinci jenazah pertama terduga teroris yang diidentifikasi berinisial PG, seorang laki-laki berusia 23 tahun. Pelaku merupakan warga Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai.
Selanjutnya, AS, pria yang juga berusia 23 tahun dan tinggal di Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Sunarto mengatakan bahwa AS merupakan seorang mahasiswa, tetapi dia tidak menyebut secara rinci perguruan tinggi negeri dimaksud.
Selanjutnya, SU, juga seorang laki-laki, berusia 28 tahun, seorang wiraswasta yang berdomisili di Sungai Sembilan, Kota Dumai. "Terakhir, MR, laki-laki kelahiran 3 November 1970 (48 tahun), buruh harian lepas, Bangun Sari, Kota Dumai," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini para jenazah terduga teroris masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. Sunarto mengatakan, jajaran Polda Riau hingga kini masih memburu seorang pelaku lainnya yang melarikan diri pascakejadian tersebut.
Terduga teroris lainnya yang melarikan diri itu merupakan sopir mobil minibus Avanza warna putih. Minibus itu merangsek masuk Mapolda Riau sebelum empat pelaku melakukan penyerangan hingga menyebabkan seorang anggota Polri meninggal dunia.
Terkait sejumlah penangkapan yang dilakukan di beberapa lokasi di Kota Pekanbaru pascainsiden penyerangan tersebut, Sunarto mengatakan bahwa kepolisian masih melakukan pendalaman.
Aksi serangan teror tersebut dilakukan para teroris dengan cara merangsek masuk menggunakan mobil jenis Avanza berwarna putih serta menyerang polisi menggunakan senjata samurai. Dua polisi terluka akibat sabetan samurai dalam insiden tersebut.
Sementara itu, seorang personel lainnya meninggal dunia atas nama Ipda Auzar. Korban meninggal setelah berusaha menghentikan laju kendaraan teroris saat melaju dan berusaha melakukan penyerangan.
Almarhum sudah dimakamkan dengan upacara militer. Polri, untuk menghormati jasa almarhum, menaikkan pangkat Auzar menjadi Inspektur Satu Luar Biasa Anumerta.
Muadzin, kini kau pergi untuk selamanya
Ternyata Tuhan begitu menyayangimu
Memanggilmu dalam keadaan syahid
Dengan gagah berani kau hadang mereka dengan tubuhmu
Demi keselamatan dan nyawa orang lain
Kau korbankan jiwa dan raga mu pic.twitter.com/TJvg5rq1WZ
— Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri) May 16, 2018