Rabu 16 May 2018 20:58 WIB

BSMI Kecam Aksi Terorisme di Sejumlah Daerah

Saling menyakiti dan membunuh tidak dibenarkan dalam pandangan agama apapun.

Rep: Ahmad Syalabi Ichsan/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Djazuli Ambari (kiri) didampingi Dewan Pembina BSMI, Basuki Supartono di Kantor Dewan Pengurus BSMI Jakarta. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyan
Ketua Umum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Djazuli Ambari (kiri) didampingi Dewan Pembina BSMI, Basuki Supartono di Kantor Dewan Pengurus BSMI Jakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mengutuk keras sejumlah aksi kekerasan dan terorisme yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini. BSMI mengecam aksi kekerasan di Depok (Jawa Barat), Surabaya dan Sidoarjo (Jawa Timur) yang telah membunuh dan melukai anak-anak bangsa tak berdosa tersebut.

''Tindakan para pelaku aksi kekerasan dan terorisme tidak dibenarkan secara hukum, adat, budaya, kepercayaan dan agama apapun,'' ujar Ketua Umum BSMI, Muhamad Djazuli Ambari, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (16/5).

BSMI menyampaikan keprihatinan sekaligus belasungkawa terhadap korban dan beserta keluarganya. Dalam pernyataannya, Muhamad Djazuli juga mengungkapkan BSMI mendukung aparatur pemerintah dan penegak hukum mengusut tuntas aksi kekerasan dan terorisme dengan mengambil tindakan berdasarkan hukum berlaku.

Muhamad Djazuli pun mengimbau agar masyarakat tetap menjunjung tinggi perikemanusiaan yang adil dan beradab. Masyarakat diimbau tidak menghakimi pihak-pihak tertentu dengan dasar senitimen suku, agama, ras dan antar golongan.

''Kami mengajak elemen masyarakat bersama-sama dengan BSMI untuk mengembangkan sikap saling menghormati dan menolong, bukannya saling menyakiti dan membunuh yang tidak dibenarkan dalam pandangan agama apapun,'' katanya. ''Serta tidak terpancing apabila ada aksi provokasi atau menghasut dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.''

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement