REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin menitipkan pesan penting kepada masyarakat, polisi dan TNI usai menghadiri pemakaman Ipda Auzar, korban tewas dalam insiden penyerangan Mapolda Riau, Rabu (16/5) pagi tadi. Ia meminta masyarakat tak panik, meski serentetan ancaman teror melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Wakapolri yakin petugas keamanan yakni TNI dan Polri sanggup mengembalikan situasi yang kondusif di tengah masyarakat. "Yang penting jaga keutuhan, kewaspadaan, jangan ceroboh terhadap gelagat yang bisa terjadi kapan saja dan di manapun," kata Syafruddin, Rabu (16/5).
Syafruddin juga memerintahkan jajaran Polri dan TNI untuk tetap waspada dan profesional dalam menjalankan tugas. Ia meminta seluruh petugas di pos penjagaan manapun agar tidak lengah, termasuk di Mabes Polri, Mako Brimob, Mapolda, Mapolsek, Korem dan serta markas aparat keamanan lainnya.
"Sebetulnya profesionalitas Polri TNI tak diragukan dengan segala pengalaman. Namun, jangan lengah! jangan pernah lengah! jangan pernah hindari profesionalisme!" ujar Syafruddin.
Hingga kini, polisi masih melakukan pendalaman dan pengembangan kasus terkait insiden penyerangan Mapolda Riau tadi pagi. Keempat jasad terduga teroris yang seluruhnya laki-laki juga sudah diidentifikasi. Kepala Bidang Humas Polda Riau AKBP Sunarto merinci, pelaku pertama berinisial PG (23 tahun) warga Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Pelaku selanjutnya adalah AS (23 tahun) seorang mahasiswa yang juga tinggal di Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai.
Kemudian pelaku SU (28 tahun) seorang wiraswasta yang tinggal di Sungai Sembilan, Kota Dumai. Pelaku keempat adalah MR (48 tahun) seroang buruh yang tinggal di Bangun Sari, Kota Dumai. Hingga kini seluruh jasad terduga teroris masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau.