REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Polisi memeriksa satu per satu jamaah shalat tarawih pada hari pertama bulan suci Ramadhan bagi umat Islam di Masjid Baiturrahman yang berlokasi di lingkungan Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya. Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bambang Sukmo kepada wartawan di Surabaya, Rabu malam (16/5), menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini.
"Masjid Baiturrahman Polrestabes Surabaya memang terbuka bagi umat Muslim masyarakat umum. Sementara ini, kami harus melakukan prosedur penggeledahan bagi setiap jamaah yang shalat tarawih di sini karena statusnya masih siaga satu," katanya.
Shalat tarawih di Masjid Baiturrahman Polrestabes Surabaya pada hari pertama Ramadhan 1439 Hijriyah diikuti ratusan jamaah. Ratusan jamaah tersebut tampak memaklumi penjagaan ketat aparat di sepanjang pelaksanaan shalat tarawih.
Status siaga satu ditetapkan menyusul serangkaian serangan bom bunuh diri beruntun yang terjadi selama dua hari, 13-14 Mei, di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, yang salah satunya juga menyerang Kantor Polrestabes Surabaya.
Total korban tewas dalam serangkaian serangan bom bunuh diri itu sebanyak 13 orang. Sebanyak 43 korban lainnya mengalami luka-luka.
Bambang mengatakan pemeriksaan dan penggeledahan jamaah shalat tarawih di Masjid Baiturrahman Polrestabes Surabaya dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang menyangkut kegiatan terorisme. "Kami harap masyarakat memakluminya. Penjagaan dan pemeriksaan serta penggeledahan bagi jamaah shalat tarawih di Masjid Baiturrahman Polrestabes Surabaya akan terus kami lakukan hingga status siaga satu di Kota Surabaya dicabut," ucapnya.