REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, mengatakan, penyerang berusia 38 tahun Herman Dzumafo Epandi merupakan pemain penting bagi timnya. Ia mampu memberikan efek besar bagi the Guardian ketika diturunkan dalam pertandingan, meski berstatus sebagai pemain pengganti.
"Dia bisa memberikan dampak positif bagi tim ketika masuk ke lapangan dan bisa memberikan perbedaan," ujar Simon dalam konferensi pers prapertandingan di Stadion PTIK, Jakarta, Rabu (16/5).
Efek Dzumafo diharapkan bisa membantu Bhayangkara FC meraih kemenangan pada laga kontra Mitra Kukar pada pekan kesembilan Liga 1 2018 di Stadion Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Kamis (17/5). Simon mengatakan Dzumafo merupakan pemain yang bisa memanfaatkan kelelahan bek lawan dengan postur badannya yang tinggi besar, mencapai 183 centimeter, dan teknik olah bola yang mumpuni.
(Baca juga: Febri Hariyadi Manfaatkan Momen Ramadhan Bersama Keluarga)
Herman Dzumafo Epandi tampil baik bersama Bhayangkara FC di Liga 1 2018, walaupun sering turun dari bangku cadangan. Dari delapan pertandingan yang telah dilalui, Dzumafo yang sudah bermain di Indonesia sejak tahun 2007, bisa membuat tiga gol.Torehan itu bahkan lebih banyak dari milik penyerang utama Bhayangkara Nikola Kamazec yang baru mencatatkan dua gol.
Namun dengan kemampuan seperti itu, McMenemy mengaku hampir tidak mungkin memainkan penyerang kelahiran Kamerun itu selama 90 menit.
"Usianya sudah sangat senior. Bermain selama 90 menit berat bagi dirinya," kata Simon.
Bhayangkara FC sedikit pincang menuju pekan kesembilan Liga 1 2018 setelah di laga sebelumnya dikandaskan Sriwijaya FC 1-2 di Palembang. The Guardian itu masih tertahan di posisi ke-13 klasemen sementara Liga 1 2018 dengan sembilan poin.
Adapun Mitra Kukar berhasil menundukkan Bali United di Tenggarong dengan skor 3-1 di laga pekan kedelapan dan duduk di peringkat kesepuluh klasemen dengan 10 poin.