REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi mendesak Israel dan Palestina menghindari eskalasi lebih lanjut di Jalur Gaza. Hal ini menyusul telah tewasnya puluhan warga Palestina di perbatasan Gaza-Israel dalam beberapa hari terakhir.
Sisi mengatakan dirinya sangat memahami kekecewaan ribuan warga Palestina yang berdemonstrasi di perbatasan Jalur Gaza atas dibukanya kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem. Kendati demikian, ia mengimbau warga Palestina tidak mengambil langkah-langkah yang dapat menjatuhkan lebih banyak korban jiwa.
"Saya berharap pesan ini menjangkau saudara-saudara kita Palestina bahwa ekspresi diri dan protes atas keputusan ini (pemindahan kedubes AS) tidak membawa mereka pada langkah-langkah yang dapat menyebabkan lebih banyak korban," ujar Sisi pada Rabu (16/5), dikutip laman Al Arabiya.
"Di sisi lain, saya berharap Israel memahami reaksi Palestina terhadap masalah ini adalah sah dan mereka menghadapinya dengan sangat hati-hati atas kehidupan orang Palestina," kata Sisi.
Ribuan Warga Prancis Suarakan Dukungan untuk Palestina
Sisi mengatakan saat ini dirinya sedang menjalin komunikasi dengan kedua belah pihak guna menghentikan pertumpahan darah. Sebelumnya, Sisi memang telah memperingatkan pembukaan kedubes AS di Yerusalem akan memicu implikasi negatif dalam opini publik Arab dan Muslim.
Lebih dari 100 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat diserang pasukan keamanan Israel sejak demonstrasi di perbatasan Gaza-Israel digelar pada Senin (14/5). Ribuan warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza melakukan demonstrasi dalam rangka menentang pembukaan kedubes AS di Yerusalem. Dalam aksi ini, massa pun menyuarakan tentang pengembalian hak para pengungsi Palestina untuk pulang ke desanya yang direbut dan diduduki Israel pasca-Perang Arab-Israel 1948.
Terkait hal ini, Komite Permanen Liga Arab untuk Hak Asasi Manusia, Selasa (15/5), menyerukan jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC) segera menyelidiki kejahatan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. "Israel adalah entitas yang menindas dan membunuh. Para politikus dan perwiranya harus dibawa ke Pengadilan Pidana Internasional," ujar Ketua Komite Amjad Shamout dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.
Liga Arab telah mengutuk tindakan brutal pasukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Pemimpin Liga Arab Ahmed Abdul Gheit menyebut pembantaian terhadap warga Palestina tak ubahnya seperti kejahatan perang.
Kepala Jaksa ICC Fatou Bensouda mengatakan akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk mengadili kejahatan. "Staf saya dengan waspada mengikuti perkembangan di lapangan (Jalur Gaza) dan merekam setiap dugaan kejahatan yang bisa masuk dalam yurisdiksi pengadilan," ujarnya.