REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembinaan dan Pengembangan Usaha PPK Gelora Bung Karno, Gatot Tetuko memastikan pergantian nama Istora menjadi Blibli Arena belum final. Hingga saat ini hal tersebut masih dalam pembahasan.
"Belum ada keputusan final, kita masih membahas namun ternyata sudah ramai di media massa ataupun media sosial," ujar Gatot Tetuko kepada Republika.co.id, Kamis (17/5).
Gatot menjelaskan, wacana untuk branding venue di kawasan GBK adalah salah satu upaya untuk mencari biaya di luar APBN dalam perawatan venue di kawasan GBK. Dalam menyambut Asian Games 2018, pengelola telah merenovasi maupun membangun Venue yang megah di kawasan GBK Senayan.
"Tentu semua venue yang sudah dibangun dengan biaya besar ini perlu dirawat dengan baik," ujar Gatot.
Untuk biaya perawatan sebenarnya bisa didapat dengan beragam cara. Bisa dengan membebankan anggaran negara (APBN) atau menyewakan venue untuk kegiatan olahraga maupun kegiatan lainnya.
Namun ada satu terobosan yang ingin dilakukan GBK, yakni dengan melakukan branding venue kepada pihak swasta.
"Jika kita cari uang dengan menyewakan, tentu nanti jatuhnya akan mahal jika ada masyarakat atau klub yang mau sewa venue di kawasan GBK. Oleh sebab itu kita coba buat terobosan baru dengan melakukan branding," ujarnya.
Gatot menambahkan, untuk branding venue di GBK masih sesuatu yang baru. Meskipun di luar negeri hal tersebut sudah jamak dilakukan.
"Kalau di luar negeri kita bisa lihat hampir stadion besar sudah di-branding swasta, ada Emirates Stadium, Allianz Arena dan lainnya. Sementara di Indonesia khususnya di kawasan GBK memang tergolong baru," ujarnya.
Menurut Gatot sudah banyak pihak swasta yang ingin melakukan branding Venue di kawasan GBK. Namun dia memastikan branding saat ini hanya bisa dilakukan oleh pihak yang menjadi sponsor Asian Games 2018.
"Kalau saat ini sampai Asian Games 2018 nanti, yang memungkinkan hanya sponsor Asian Games 2018, harus koordinasi dengan Panitia Pelaksana INASGOC," jelasnya.
Kalaupun sudah ada kesepakatan dengan pihak swasta, nantinya juga akan dibahas lebih jauh apakah tetap menyematkan nama Istora atau tidak.
"Kita pasti akan koordinasi dengan ahlinya nanti," ujarnya.