REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus menolak rencana Pemprov DKI yang akan menjual saham di PT Delta Jakarta. Dia menilai tak ada urgensi dan terkesan memaksakan pelepasan saham tersebut karena perusahaan masuk kategori 'sehat'.
"Saya sebagai anggota DPRD nggak setuju. Kalau mau jual itu perusahaan yang nggak sehat. Banyak di pemda itu perusahaan mati, kalau yang sehat ngapain (dijual)," kata dia saat dihubungi, Kamis (17/5).
Hitung-hitungan pemprov yang mengklaim akan mendapatkan Rp 1 triliun dengan menjual saham dinilai Bestari tak relevan. Jika tetap menanam saham dan hanya mengandalkan keuntungan atau dividen maka butuh waktu kurang lebih 30 tahun.
Namun, lanjut Bestari, Jakarta bukan dihitung satu atau dua tahun ke depan. Cara berpikir seperti itu menurutnya yang justru merusak mindset untuk mendapatkan pendapatan daerah.
"Masa mau dapat duit dari jual aset, kan lucu. Mau 30 tahun, 40 tahun, Jakarta kan bukan untuk setahun dua tahun. Carilah peluang lain. Kalo yang sudah settle jangan diutak-atik," ujar dia.
Dia menambahkan, sampai saat ini Fraksi Nasdem belum menerima dokumen tertulis dari pemprov terkait alasan melepas saham di PT Delta. Bestari masih menunggu surat tertulis dari Gubernur Anies untuk mengkajinya di tingkat fraksi.
"Saya nggak tau jelas alasannya (melepas saham). Alasannya harus ilmiah dan harus berdasar kajian," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan pelepasan saham di PT Delta Djakarta selaku produsen minuman keras. Anies mengaku telah meneken keputusan pelepasan saham sebesar 26,25 persen yang dimiliki pemprov sejak tahun 1970-an.
"Pemprov memastikan akan melepas 26,25 persen saham di Perusahaan PT Delta Djakarta, perusahaan pembuat bir. Jadi 26,25 pasti dilepas, bukan akan. Ini komitmen kita," kata dia.
Dalam janji kampanyenya, Anies menyebut akan menjual saham pemprov di perusahaan bir itu jika terpilih. Anies bahkan pernah sesumbar bahwa kepemilikan saham di produsen minuman beralkohol itu tidak dibutuhkan warga Ibu Kota.