Kamis 17 May 2018 16:58 WIB

Istri Korban Bercadar, Kakak: Bukti Teroris tak Kenal Agama

Meski kondisinya kini membaik, namun Farid masih belum bisa komunikasi dengan lancar

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bilal Ramadhan
Yanti, istri AKBP Farid Abdullah yang merupakan korban penyerangan oleh terduga teroris di Mapolda Riau, setia menemani suaminya. Yanti sudah mengenakan cadar setahun belakangan.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Yanti, istri AKBP Farid Abdullah yang merupakan korban penyerangan oleh terduga teroris di Mapolda Riau, setia menemani suaminya. Yanti sudah mengenakan cadar setahun belakangan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kondisi Kompol Farid Abdullah, yang kini mendapat kenaikan pangkat menjadi AKBP, sudah mulai stabil. Meski begitu, korban penyerangan oleh terduga teroris di Mapolda Riau pada Rabu (17/5) tersebut belum bisa berkomunikasi dengan lancar.

Farid yang mengalami luka sabetan senjata tajam di punggung dan kepalanya itu masih mendapat pasokan oksigen dari tabung di dekatnya. Namun ada pemandangan menyejukkan di ruangan tempat Farid dirawat.

(Baca: Kisah Heroik Dua Polisi Lawan Teroris di Mapolda Riau)

Sang Istri, Yanti, setia menemani Farid yang masih terbaring lemah. Yanti sendiri merupakan muslimah yang berbusana dengan cadar, sebuah simbol Islam yang belakangan dikaitkan dengan aksi teror dan paham radikal.

Yanti memilih menemani suaminya dan membiarkan anggota keluarga lain untuk diwawancara. Yanti sudah bercadar sekitar setahun ini.

"Ini bisa menjadi gambaran bahwa teroris bahkan bisa menyerang kami. Bukti bahwa teroris tak mengenal agama," ujar Feliatri, kakak kandung Farid yang juga menemaninya di RS Bhayangkara Polda Riau, Kamis (17/5).

Meski kondisinya kini membaik, namun Farid masih belum bisa berkomunikasi dengan lancar. Tekanan darahnya juga cepat naik bila dikunjungi banyak orang.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sempat menjenguk Farid yang siang tadi tekanan darahnya menyentuh 160/190. Kapolri sempat memberikan sertifikat kenaikan pangkat bagi Farid. Tito juga berpesan agar kepolisian tetap menjaga kewaspadaan dan tak gentar dalam menghadapi aksi teror.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement