REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Salah satu terduga teroris yang melakukan penyerangan terhadap Markas Polda Riau, MR (48 tahun) alias Pak Ngah, berperan sebagai pimpinan kelompok teroris yang ditangkap di Kota Dumai, Riau. Empat terduga teroris yang tewas dan delapan orang yang ditangkap berasal dari Dumai.
"Ada sebagian yang merupakan pengikut Pak Ngah, dari kegiatan perkumpulan yang mereka lakukan, berafiliasi dengan Pak Ngah,” kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto di Mapolda Riau, Kamis (17/5).
Sunarto enggan menyebutkan asal jaringan yang diikuti oleh kelompok Pak Ngah. Polisi masih mendalami kepastian keterkaitan kelompok Pak Ngah dengan jaringan teroris lain.
Namun, sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sempat menyebutkan bahwa pelaku penyerangan Mapolda Riau tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok Pak Ngah berada dalam lingkaran yang sama dengan pelaku penyerangan Mako Brimob serta pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo.
Kepolisian menangkap delapan orang pascapenyerangan di Mapolda Riau, Rabu (16/5) kemarin. Delapan orang yang ditangkap di Kota Dumai berinisial HAN, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ.
Sementara itu, empat penyerang Mapolda Riau adalah PG (23 tahun), AS (23), SU (28), dan MR (48). “Beberapa hubungan keluarga atau famili,” kata Sunarto.
Sunarto menjelaskan, penangkapan delapan orang dilakukan di tiga titik, yakni di rumah MR atau Pak Ngah yang tewas ditembak kemarin. Titik kedua, di rumah pelaku SU yang juga tewas kemarin. Ketiga, di salah satu lokasi yang diduga juga terlibat dalam jaringan kelompok Pak Ngah.
Sejumlah barang bukti yang diperoleh dalam penangkapan kedelapan orang tersebut adalah senapan angin, buku-buku petunjuk tentang jihad, buku berbahasa Arab serta Indonesia, senjata tajam, dan berbagai macam buku lainnya. Polisi juga menemukan busur dan anak panah serta sasaran targetnya yang terbuat dari kayu.
Baca Juga: Empat Terduga Teroris di Riau, Ada Mahasiswa dan Buruh