REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) meraih opini "Wajar Tanpa Pengecualian" (WTP) pada Laporan Keuangan IZI Tahun 2017. Opini tersebut diputuskan langsung oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Ahmad Raharjo Utomo (AR Utomo) pada Mei 2018.
Menanggapi hasil Audit tahun 2017, Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana mengungkap, hal yang menjadi concern IZI kedepan adalah terkait pelaksanaan Mitra IZI dan Pembinaan pada Mustahik sebagai upaya peningkatan dari semua aspek, termasuk spiritual.
Tambahnya, hal tersebut dijelaskan alasan mengapa IZI melaksanakan proses Audit Keuangan di awal tahun, selain persiapan sambut bulan suci Ramadhan juga sebagai bentuk keseriusan sebuah Laznas kepada Pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sebagai regulator lembaga perzakatan di Indonesia.
"Selain menyambut bulan suci Ramadhan, hal ini sebagai bentuk mekanisme pertanggungjawaban serta memegang prinsip akuntabilitas transparansi kami, baik kepada Kemenag RI, Baznas dan tentunya kepada masyarakat, maka kami sengaja mengadakan Audit Keuangan pada awal waktu. Mudah-mudahan dengan raihan hasil WTP ini semakin menambah kepercayaan masyarakat kepada IZI, yang mana kami selalu berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga amanah yang diberikan oleh pihak manapun melalui hasil WTP ini."
Demikian disampaikan Wildhan Dewayana ketika dimintai keterangannya oleh Tim Media di Kantor IZI Pusat pada Rabu (16/5).
Wildhan kembali menjelaskan dalam proses pelaksanaan Audit Keuangan tersebut bersamaan dengan kegiatan Audit Kepatuhan Syariah yang dalam hal ini dilakukan oleh Biro Kepatuhan Syariah IZI sebagai pengukuran dalam aspek kinerja seluruh Amil IZI.
"Dalam proses pelaksanaan Audit Keuangan ini pun bersamaan dengan pelaksanaan Audit Kepatuhan Syariah oleh Biro Kepatuhan Syariah sesuai Surat Keputusan Dewan Pengawas Syariah IZI sebagai panduan di internal IZI. Artinya kami begitu memperhatikan segala aspek seperti tata kelola Keuangan dan utamanya pola perilaku dari seluruh Amil IZI, karena ke semua hal tersebut sebagai bentuk keseriusan IZI dalam melayani masyarakat, baik pihak Muzakki maupun Mustahik dengan cara yang professional." jelas Wildhan.
Pada pelaksanaan Audit Keuangan selama 30 hari hari tersebut menghasilkan berbagai hal yang wajar. Sehingga pihak pelaksana Audit pun memberikan apresiasi atas raihan Opini WTP kepada Lembaga Zakat yang baru berdiri 2 tahun ini.
"Kami bersyukur atas apresiasi yang diberikan oleh pihak Auditor mengingat IZI merupakan Lembaga Zakat yang baru berdiri 2 tahun, namun auditable, bisa dan layak untuk di audit. Mencoba kilas balik, 2016 lalu IZI lahir, namun kami memiliki tekad untuk menjalani proses seketat mungkin. Di tahun pertama (2016) sudah dilakukan audit, dan hasilnya WTP," ujar dia.
"Kemudian untuk tahun 2017 pun baru saja kembali kami raih hasil terbaik (WTP). Bila coba direnungkan, hal tersebut tidak mudah dilakukan oleh lembaga muda, kecuali dilakukan dengan semangat dan kerja keras secara professional, baik dari segi kehati-hatian dalam keluar masuk uang dan juga menjaga perilaku semua amil," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Operasional IZI, Suharyanto menambahkan pelaksanaan Audit Keuangan IZI tahun 2017 disertai dengan kunjungan lapangan dengan mengunjungi Program Beasiswa IZI di daerah Subang dan Program Mulia Inisiatif di Kantor Pusat IZI.
"Terkait dengan Audit Keuangan kali ini yang diperiksa ada beberapa hal baik pengelolaan aset dan keuangan komposisi penyaluran dana ZIS yang disertai dengan kunjungan lapangan yaitu Beasiswa yang dilaksanakan oleh IZI di daerah Subang serta pelaksanaan program Mulia Inisiatif di Kantor Pusat IZI. Dalam hal ini IZI secara konsisten dan komitmen menjalankan aturan terkait dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi dana ZIS sesuai standar akuntansi PSAK 109." ujar Suharyanto.
Suharyanto sendiri menegaskan, kedepannya IZI menargetkan pelaksanaan Audit di awal tahun 2019. "Secara komitmen kami menginginkan pelaksanaan Audit ini berjalan lebih awal dibanding pelaksanaan tahun ini. Dan tahun 2019 targetnya dilaksanakan pada bulan Januari atau Februari mengingat sistem pelaksanaan kami sudah mulai rapih sehingga laporan keuangan sudah bisa kami siapkan lebih cepat." pungkasnya.