Jumat 18 May 2018 03:41 WIB

Korut Ancam Batalkan Pertemuan, Trump Salahkan Cina

Korea Utara mengancam membatalkan pertemuan antara Trump dengan Kim Jong-un.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nur Aini
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)
Foto: VOA
Donald Trump (kiri) dan Kim Jong Un (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Cina atas ancaman batalnya pertemuan antara dia dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Trump menuding, pertemuan Presiden Cina Xi Jinping dengam Kim yang kedua kalinya pada awal bulan ini membuat Kim terpengaruh.

Menurut Trump, sikap Kim berubah banyak setelah bertemu Xi. Cina merupakan sekutu terdekat Korut. Cina disebut Trump takut dikucilkan. Hal itu mengingat Trump merancanakan pertemuan dengan Kim pada 12 Juni 2018 mendatang.

Namun, pihak Korut memiliki alasan tersendiri. Salah satu alasan yang diungkap pihak Korut adalah karena AS dan Korsel melakukan latihan perang udara di angkasa Semenanjung Korea. Hal itu dianggap Korut sebagai langkah provokatif dan seperti akan membuka serangan ke Korut.

Korea Utara juga khawatir Trump bakal menerapkan denuklirisasi model Libya pada negaranya. Denuklirisasi model tersebut yakni dengam membunuh pemimpin negara dan mencopot total seluruh instalasi nuklir dengan keterlibatan asing. Hal itulah yang membuat Korut enggan melanjutkan segala perundingan dan mengancam batal bertemu Trump.

Menanggapi hal tersebut, Trump pun menjamin AS tidak akan menggunakan model Libya untuk melakukan denuklirisasi. Trump bahkan menjanjikan 'perlindungan' bagi Kim apabila mau bertemu seperti rencana pada 12 Juni mendatang di Singapura.

Trump menyatakan ia akan melakukan upaya besar agar Kim mau bertemu. Ia percaya Kim akan menyukai apa yang ditawarkannya. "Saya rasa yang paling bisa dia (Kim) lakukan adalah membuat perjanjian," kata Trump seperti dikutip Telegraph, Jumat (18/5).

Baca: Korut Ancam tak Lanjutkan Perundingan dengan Korsel

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement