Jumat 18 May 2018 10:27 WIB

IHSG Dibuka Menguat 22,62 Poin Jelang Akhir Pekan

IHSG dibukat menguat 22,62 poin.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja melintas dengan latar belakang pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (15/5).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melintas dengan latar belakang pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, dibuka menguat sebesar 22,62 poin seiring dengan harapan pasar terhadap ekonomi nasional yang terjaga.

IHSG BEI dibuka menguat 22,62 poin atau 0,39 persen ke posisi 5.838,54. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 5,03 poin (0,54 persen) menjadi 931,93.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat, mengatakan IHSG, menguat seiring harapan investor terhadap ekonomi nasional yang terjaga menyusul kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate).

"Kebijakan itu ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian global," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah yang memastikan pengelolaan APBN 2018 masih tetap terkendali turut menjaga kepercayaan investor. Sektor penopang APBN masih terjaga, penerimaan perpajakan tumbuh dua digit, realisasi belanja meningkat dibandingkan tahun 2017 dan pembiayaan utang masih cukup terkendali.

Kendati demikian, lanjut dia, sentimen eksternal yang masih belum ada kepastian dapat menahan pergerakan IHSG. Faktor geopolitik tentang pertemuan AS-Korea Utara, pembicaraan perdagangan AS-Cina masih menjadi isu utama global saat ini.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 60,64 poin (0,27 persen) ke 22.899,01, indeks Hang Seng melemah 17,10 poin (0,06 persen) ke 30.925,05, dan Straits Times melemah 13,31 poin (0,38 persen) ke posisi 3.523,45.

 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, memang ada pengaruh peningkatan suku bunga acuan oleh BI terhadap IHSG dalam jangka panjang. Hal itu karena, sinyal kenaikan return instrumen investasi domestik.

"Terutama investor domestik yang sampai sesi siang ini mencatatkan pembelian Rp 2,1 triliun. Sementara asing masih tetap melakukan net sales Rp 177 miliar," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat, (18/5).

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada juga berharap, naiknya suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 4,50 persen dapat memberikan sentimen positif. "Seperti layaknya pergerakan rupiah yang diharapkan mampu bergerak positif," jelasnya di Jakarta, Jumat, (18/5).

Reza pun berharap, aksi beli dapat kembali bertahan untuk menjaga IHSG agar tidak melemah lebih dalam. "Maka tetap waspadai sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah," tuturnya.

 

Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen. Keputusan tersebut telah melalui pembahasan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Mei 2018.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, RDG BI memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.

"Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global," ujarnya dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta, Kamis (17/5).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement