REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan memberikan pendampingan kepada anak-anak korban bom Surabaya. KPAI akan terus memberikan pendampingan dan memastikan sampai anak-anak tersebut jatuh kepada keluarga yang tepat.
"Kami harus memastikan pengasuhannya, kalau keluarga agak bermasalah (memiliki pemikiran radikal) kami tidak akan merekomendasikan," ujar Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (18/5).
Oleh karena itu, sambungnya pihaknya bersama Kepolisian harus ekstra hati-hati dalam memberikan pengasuhan anak-anak tersebut ke depannya. Jangan sampai kata dia, anak-anak ini kembali jatuh dan terpapar doktrin ajaran yang diikuti orangtuanya.
"Prinsipnya kedepan tentang pengasuhan, sekolah, ini masih dalam proses pemetaan. Ini harus hati-hati, jangan sampai jatuh ke tangan radikal, ini penting," tegas Rita.
Sedangkan untuk kondisi anak-anak tersebut kata dia, saat ini sudah semakin membaik, baik fisik maupun psikisnya. Kendatipun, untuk berbicara dengan anak-anak tersebut masih tetap harus didampingi oleh psikolog.
Rita mengaku pihaknya akan melihat dan memastikan kondisi korban kembali. Hal ini kata dia, penting di lakukan untuk mengetahui perkembangan dan juga untuk memberikan bantuan-bantuan penanganan kedepannya.
"Seminggu lagi kami akan ke sana lagi," ujar Rita
Dalam kunjungan pertama, tambahnya, pihaknya juga tekah bertemu dengan Gubernur, Dinas Kementrian Kesehatan, Dinas Kementrian Sosial, pendidikan untuk proses penanagnan anak-anak korban bom ini. Rita berharap dalam pertemuan nanti, kondisi anak-anak sudah semakin membaik, terutama luka trauma psikisnya dan tidak lagi terpapar paham radikal