Sabtu 19 May 2018 03:31 WIB

Jokowi: Ideologi Teroris Telah Masuk dalam Sendi Keluarga

Jokowi berharap keluarga di Indonesia tak hancur karena ideologi teroris.

Buka Bersama Pimpinan Lembaga Negara. Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Buka Bersama Pimpinan Lembaga Negara. Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada keluarga Indonesia untuk berhati-hati terhadap paham radikalisme yang dikembangkan sel-sel terorisme di Tanah Air.

"Saya hanya ingin mengingatkan, ideologi yang kecam ini, telah masuk dalam sendi-sendi keluarga kita. Ini yang harus hati-hati di sini," kata Presiden saat acara buka bersama di Istana Negara Jakarta, Jumat (18/5).

Kepala Negara mengatakan, sebuah keluarga itu seharusnya membangun optimisme pada anak, tapi akan terjadi kebalikannya jika mengikuti ideologi terorisme.

"Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme. Kita berharap jangan sampai keluarga Indonesia hancur karena ideologi ini," harap Jokowi.

Dalam acara buka puasa bersama dengan Pimpinan Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja, tokoh Islam, pengurus Kadin, Hipmi ini Presiden mengungkap fenomena baru aksi terorisme yang melibatkan anak-anak di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.

"Saya lihat langsung betapa hancurnya tubuh dua orang anak pelaku bom, tapi menurut saya ini korban juga yang bernama Pamela dan Fadilah, umur masih 12 dan sembilan tahun. Hancur semua tubuhnya tinggal sini ke atas," ungkap Presiden.

Presiden juga menggambarkan kondisi anak yang jadi korban di Gereja, Nathan dan Eva yang masing-masing berumur 8 dan 12 tahun.

Kemudian di Polrestabes Surabaya, Ais (8) dan di Sidoarjo, korbannya masih dirawat, yakni Gf (10) dan Fai (11)."Seharusnya mereka masih senang main di rumah, di gang. Seharusnya anak dalam posisi sekolah dan mungkin juga baru senang senangnya berkumpul bareng keluarga dan teman-temannya," kata Presiden.

Terkait peristiwa ini, Kepala Negara menggarisbawahi terhadap kekejaman yang dilakukan para terorisme ini. Untuk itu Presiden mengingatkan kepada seluruh undangan hadir dan semua lapisan masyarakat untuk tidak memberikan ruang kepada ajaran ideologi sesat, yaitu terorisme.

 

Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut korban tewas dalam teror bom di Surabaya dan Sidoarjo pada Ahad (13/5) dan Senin (14/5) berjumlah 28 orang, baik pelaku, petugas kepolisian, maupun masyarakat. Jumlah korban luka-luka dalam aksi terorisme tersebut sebanyak 57 orang, termasuk anggota keluarga yang diduga menjadi pelaku pengeboman.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement