REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Tayyip Erdogan menyerukan kepada Muslim dunia untuk mendukung Palestina melawan kekejaman Israel di Gaza. Sekaligus menghukum Amerika Serikat (AS) dan PBB atas kematian puluhan pengunjuk rasa.
Erdogan cukup vokal atas keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem. Kekerasan yang terjadi setelah pembukaan kedutaan. Turki menyatakan tiga hari berkabung setelah pasukan keamanan Israel menewaskan puluhan demonstran Palestina pada Senin (14/5).
Presiden Turki ini berbicara kepada ribuan pendukung yang melambaikan bendera Turki dan Palestina di permukiman Yenikapi di Istanbul, ia menyerukan solidaritas Muslim.
"Jika Muslim dunia berdiri melawan kekejaman di Gaza bersama, kecerobohan Israel tidak akan bertahan lama," ujarnya.
Bahkan ia menyebut PBB telah kehilangan legitimasi karena gagal mengambil langkah efektif melawan AS. Erdogan telah menyerukan KTT darurat dari 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Pertemuan itu dimulai Jumat (18/5) di Istanbul.
Erdogan baru-baru ini menggambarkan tindakan pasukan Israel sebagai 'genosida' dan menyebutnya sebagai 'negara teroris'. Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah mengatakan pada rapat umum, dunia harus bertindak.
"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera campur tangan melindungi rakyat kami dan membuat Israel bertanggung jawab atas tindakannya," ujar dia.
Kekerasan di Gaza telah memicu pertikaian diplomatik antara Turki dan Israel. Kedua negara mengusir masing-masing diplomat senior pekan ini.