Sabtu 19 May 2018 10:31 WIB

Indonesia Tolak Kebijakan Skor Baru Bulu Tangkis

Sistem baru skor bulu tangkis sedang dibahas di pertemuan tahunan BWF.

Rep: Fitriyanto/ Red: Andri Saubani
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mengembalikan kok kearah lawannya pebulutangkis Cina Li Junhui dan Liu Yuchen dalam babak final Daihatsu Indonesia Master 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (28/1).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mengembalikan kok kearah lawannya pebulutangkis Cina Li Junhui dan Liu Yuchen dalam babak final Daihatsu Indonesia Master 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menyatakan penolakan usulan kebijakan baru Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terkait perubahan sistem skor pertandingan. Hal ini akan disampaikan pada BWF Annual General Meeting (AGM) yang berlangsung di Bangkok, Sabtu (19/5). Sikap yang sama juga tunjukkan oleh beberapa negara Asia  lainnya.

Sebelumnya BWF mewacanakan penggantian skor, dari 21 x 3 gim, menjadi 11 x 5 gim. Indonesia menolak kebijakan tersebut.

"Karena kami ingin tetap membuat bulutangkis menarik bagi penonton dan juga pebisnis. Karena dengan skor 11, pertandingan kemungkinan akan lebih singkat dan penonton akan merasa rugi," kata Achmad Budiharto, Sekjen PP PBSI, Sabtu (19/5).

Menurut Budiarto, alasan lainnya karena pemain kami sudah enjoy dengan sistem yang saat ini. Kalau ada yang harus berubah, cukup memberatkan karena pemain harus beradaptasi lagi.

Selain aturan skor, wacana perubahan pendampingan atlet juga akan dibahas. Di mana keberadaan pelatih nantinya hanya boleh di gim ketiga dan kelima. Wacana pengaturan servis juga akan ditentukan dalam AGM kali ini. Keputusan lebih lanjut, nantinya akan ditentukan hari ini (19/5) melalui pemungutan suara atau voting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement