REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memuji cara kerja Perdana Menteri Malaysia yang baru saja dilantik Mahathir Mohammad untuk mencegah upaya PM Malaysia sebelumnya Najib Razak kabur keluar negeri dan memindahkan aset uangnya ke luar negeri. PM berusia 92 tahun itu, Mahfud mengatakan, sangat cerdik di mana ia meliburkan semua perbankan di Malaysia begitu ia dilantik menjadi PM ke 7 Malaysia.
Sehingga Najib yang baru lengser tak dapat memindahkan asetnya keluar negeri. "Mahathir bertindak cepat, taktis, dan tepat. Begitu dilantik sebagai PM dia liburkan kantor-kantor sehingga bank-bank tutup. Najib tak bisa bertransaksi untuk melarikan uang-uangnya ke luar negeri," tulis Mahfud melalui akun Twitter-nya, Sabtu (19/5).
Upaya pencekalan keluar negeri yang dilakukan Mahathir terhadap Razak pun kata Mahfud sangat tepat. Sehingga pemerintah Malaysia dapat segera memproses kasus-kasus besar yang melibatkan pentolan Partai Barisan Nasional itu.
Menurut Mahfud, apa yang dilakukan pemerintahan baru Malaysia kepada Razak sangat tegas. Terduga koruptor raksasa seperti Razak kata Mahfud pantas menerima konsekuensi yang setimpal untuk diberi ganjaran hukum. "Najib juga dicekal agar tak bisa lari. Terduga koruptor raksasa memang harus dibegitukan karena sama jahatnya dengan teroris," ujar Mahfud.
Informasi terbaru yang dihimpun Republika.co.id, mengutip dari Reuters menyebutkan Najib Razak, akan memberikan pernyataan pada penyelidikan korupsi yang melibatkan transfer jutaan dolar dari dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Polisi telah memeriksa rumah Najib dan tempat-tempat lain yang terkait dengannya sebagai bagian dari penyelidikan terhadap 1MDB.
Ini sebuah peristiwa luar biasa yang hanya sedikit orang memperkirakannya sebelum kekalahan mengejutkannya dalam pemilihan umum 9 Mei. Panggilan oleh Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) terjadi sebagai bagian dari penyelidikan yang meluas kepada Najib.
Komisi tersebut menemukan bukti sekitar 10,6 juta dolar Amerika Serikat ditransfer dari mantan anak perusahaan 1MDB, SRC International, ke rekening milik Najib. Demikian menurut seorang anggota panel yang meninjau berkas-berkas kasus komisi.
Seorang saksi melihat pejabat komisi tiba di kediaman Najib di ibu kota Kuala Lumpur, Jumat (18/5). "Mereka ada di sana memberikan pemberitahuan menghadiri MACC pada Selasa pekan depan untuk merekam pernyataan terkait SRC," demikian salah satu sumber, menambahkan pengumuman itu hanya untuk Najib.