Sabtu 19 May 2018 15:11 WIB

Negara Muslim Minta Pasukan Internasional Lindungi Palestina

Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem dikecam.

Red: Nur Aini
Warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel setelah protes terhadap pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin, 14 Mei 2018.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel setelah protes terhadap pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin, 14 Mei 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemimpin negara Muslim pada Jumat (18/5) meminta pasukan internasional untuk melindungi Palestina. Hal itu setelah puluhan pengunjuk rasa ditembak mati pasukan Israel di perbatasan Gaza pada pekan ini.

Pada pertemuan puncak khusus di Turki, yang diselenggarakan Presiden Tayyip Erdogan, mereka juga berjanji mengambil "tindakan politik dan ekonomi, yang sesuai", terhadap negara pengikut Amerika Serikat yang memindahkan kedutaan Israel mereka ke Yerusalem dari Tel Aviv.

Erdogan, yang berkampanye untuk pemilihan kembali pada bulan depan, menggunakan pertemuan puncak itu untuk menyerang Israel secara lisan. Ia membandingkan tindakan pasukannya dengan perlakuan Nazi Jerman terhadap orang Yahudi di Perang Dunia II, ketika jutaan orang terbunuh di kamp konsentrasi.

Dia juga mengecam Amerika Serikat, mengatakan keputusannya memindahkan kedutaannya membesarkan hati Israel untuk menghentikan unjuk rasa di perbatasan Gaza dengan kekuatan berlebihan. Sebagian besar negara mengatakan status Yerusalem -kota suci bagi orang Yahudi, Muslim dan Kristen- harus ditentukan dalam penyelesaian perdamaian terakhir Israel dengan Palestina. Ia menilai memindahkan kedutaan mereka sekarang akan merugikan kesepakatan semacam itu.