Sabtu 19 May 2018 17:49 WIB

Garisan Tangan Mourinho

Jose Mourinho mampu memenangkan 12 dari 14 laga final.

Jose Mourinho
Foto: EPA-EFE/NIGEL RODDIS
Jose Mourinho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang memiliki garisan tangan alias suratan takdirnya sendiri. Tak terkecuali Jose Mourinho yang nampaknya ditakdirkan menjadi pelatih spesialis laga final.

Malam Sabtu (19/5) ini menjadi bukti yang menguatkan Mourinho sebagai spesialis partai final. Pelatih yang pernah menjuluki dirinya ‘The Special One’ saat mengarsiteki Chelsea pada 2004 itu berhasil membawa Manchester United ke partai final FA untuk menghadapi mantan klubnya tersebut. Dan jika melihat garisan tangan Mourinho, MU sejatinya yang akan memenangkan pertandingan final malam ini.

Sejak membawa Porto mengalahkan Celtic di partai final Piala UEFA pada 2003, Mourinho mampu memenangkan 12 dari 14 laga final. Pelatih berdarah Portugal ini hanya dua kali kalah di partai puncak.

Pertama ketika Mourinho gagal membawa Porto mengalahkan Benfica di partai final Taca de Portugal 2004. Porto kalah 1-2 lewat babak tambahan waktu dan itu merupakan kekalahan pertama Mourinho di partai final.

Kekalahan kedua diderita Mourinho bersama Real Madrid saat menghadapi seteru sekota Atletico Madrid di partai final Copa del Rey 2013. Sempat memimpin lewat gol Cristiano Ronaldo pada menit 14, Real Madrid akhirnya dikalahkan 1-2 melalui gol Diego Costa (35’) dan Joao Miranda (99’). Dan, Mourinho saat itu mengakhiri musim tanpa gelar apapun.

Namun, selebihnya Mourinho mampu memenangkan 12 partai final. Bersama FC Porto, pelatih berusia 55 tahun ini memenangkan empat laga final. Selain menjuarai Piala UEFA 2003, Mourinho mengantarkan Porto memenangkan partai final Taça de Portugal 2003 dan Supertaça Candido de Oliveira 2003.

Yang paling fenomenal dan mengejutkan yakni Mourinho membawa Porto meraih juara Liga Champions 2004 dengan mengalahkan AS Monaco 3-0 di partai final. Porto sebelumnya menyingkirkan Manchester United --yang kini setelah 12 tahun kemudian menjadi klubnya-- di babak 16 besar.

Ketika hijrah ke Liga Inggris dengan gabung Chelsea pada 2004, garisan tangan sebagai spesialis partai final masih melekat pada diri Mourinho. Trofi pertama yang dipersembahkan Mourinho kepada fans Chelsea yakni trofi Piala Liga Inggris 2015. The Blues, demikian julukan Chelsea, mengalahkan Liverpool 3-2 di partai final.

Pada musim 2006-2007, Mourinho mempersembahkan trofi Piala Liga Inggris dan Piala FA bagi Chelsea. Di final Piala Liga Inggris 2007, Chelsea menekuk Arsenal 2-1 lewat dua gol Didier Drogba. Di final Piala FA 2007, Chelsea mengalahkan Manchester United lewat gol semata wayang Drogba.

Kedua trofi tersebut menjadi ‘obat pelipur’ bagi Chelsea yang gagal menjuarai Liga Primer setelah dua musim sebelumnya mampu merajai puncak klasemen. Meski, Mourinho akhirnya tetap didepak setelah hanya mampu membawa Chelsea duduk di posisi kedua di bawah Manchester United yang memuncaki klasemen Liga Inggris dengan 89 poin.

Mourinho bersama Inter Milan pada 2008-2010 pun masih memperlihatkan garisan tangannya sebagai spesialis turnamen. Pada musim 2009-2010, Mourinho sukses membawa Inter Milan meraih treble winner. Selain menjuarai Serie A Italia, Mourinho memenangkan dua turnamen yakni Coppa Italia dan Liga Champions.

Di partai final Coppa Italia, Inter menundukkan AS Roma lewat gol tunggal Diego Milito. Sementara di final Liga Champions, Inter menaklukkan raksasa Jerman Bayern Muenchen dengan skor 2-0. Dan, lagi-lagi Milito yang menyumbangkan dua gol kemenangan Inter Milan tersebut.

Laga final Liga Champions saat itu digelar di markas Real Madrid yang menjadi pelabuhan Mourinho berikutnya. Bersama klub berjuluk Los Merengues itu, Mourinho berhasil memenangkan partai final Copa del Rey 2011. Skuat Jose Mourinho kala itu mampu mengalahkan musuh abadi mereka, Barcelona, lewat gol semata wayang Cristiano Ronaldo pada babak tambahan waktu.

Kini bersama Manchester United pun Mourinho masih dikenal sebagai jagonya partai final. Pada Februari 2017, Mourinho membawa MU mengalahkan Southampton 3-2 di partai final Piala Liga Inggris. Masih di musim yang sama, Mourinho bersama MU memenangkan trofi Liga Europa dengan menekuk Ajax Amsterdam 2-0 di partai final.

Seperti pengakuannya kepada The Sun, Mourinho mengatakan partai final untuk dimenangkan, bukan untuk dimainkan. Mungkin itu yang menjadi rahasia Mourinho mampu memenangkan hampir 85 persen partai final.

Namun, ada hal menarik di balik kesuksesan Mourinho memenangkan hampir seluruh partai finalnya. Dia bersama timnya selalu harus susah payah hingga melewati babak perpanjangan waktu untuk bisa memenangkan partai puncak tersebut.

Itu berarti Mourinho tidak pernah mudah dalam memenangkan partai final. Dan, itu juga bisa berarti malam ini garisan tangan bisa saja tidak berpihak pada Mourinho. Kita tunggu saja hasilnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement