REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Koalisi politik yang dipimpin ulama populis Moqtada al-Sadr berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan umum di Irak, menurut pengumuman komisi pemilihan Irak pada Sabtu (19/5). Sadr adalah musuh lama Amerika Serikat (AS) yang juga menentang pengaruh Iran di Irak.
Sadr tidak bisa menjadi perdana menteri karena dia tidak mencalonkan diri dalam pemilihan. Koalisi Sairoon yang dipimpinnya berhasil meraih 54 kursi parlemen.
"Suara Anda adalah suatu kehormatan bagi kami. Kami tidak akan mengecewakan Anda," kata Sadr, beberapa saat setelah hasil resmi pemilu diumumkan pada Sabtu (19/5) pagi.
Victory Alliance, yang dipimpin Perdana Menteri Haider al-Abadi, berada di tempat ketiga dengan perolehan 42 kursi parlemen. Sementara koalisi Al-Fatih memenangkan 47 kursi.