REPUBLIKA.CO.ID, JALALABAD -- Pertandingan kriket di sebuah kota di timur Afghanistan, Jalalabad, diserang beberapa bom. Akibatnya, delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Seorang anggota dewan provinsi Sohrab Qaderi mengatakan ledakan itu terjadi setelah shalat Isya dan tarawih pada Jumat (18/5) malam waktu setempat. Serangan bom itu terjadi di sebuah stadion sepak bola yang menjadi tuan rumah pertandingan kriket di awal bulan suci Ramadan.
Menurut pernyataan dari misi bantuan PBB di Afghanistan, total ada empat ledakan yang terjadi. Dua ledakan di dalam stadion dan dua ledakan lagi di luar. Dua ledakan selanjutnya diperkirakan ditujukan untuk menghantam orang-orang yang melarikan diri dari ledakan awal.
Seorang juru bicara untuk gubernur provinsi Nangarhar, Attaullah Khogyani, mengatakan delapan penonton tewas dan 43 terluka oleh setidaknya tiga ledakan berurutan.
"Saya marah dengan serangan yang menggunakan empat bom yang dengan hati-hati dihitung untuk membunuh dan melukai warga sipil yang menonton pertandingan kriket," kata Tadamichi Yamamoto, pejabat tinggi PBB di Afghanistan.
Tidak ada klaim tanggung jawab segera, tetapi Taliban mengeluarkan pernyataan yang membantah keterlibatannya.
Kriket diperkenalkan ke Afghanistan oleh para migran dan pengungsi yang belajar permainan di negara tetangga Pakistan. Olahraga itu telah menjadi olahraga yang semakin populer, terutama di bagian timur negara itu.
Nangarhar di perbatasan dengan Pakistan, telah melihat kekerasan yang meningkat tahun ini. Serangan terakhir terjadi pada pekan lalu ketika serangan terkoordinasi terhadap kantor akuntan negara. Serangan itu menewaskan sedikitnya 15 orang.
Pekan lalu, gubernur provinsi diberhentikan karena keamanan yang memburuk di provinsi itu. Provinsi tersebut telah menjadi benteng bagi pejuang IS serta Taliban.
Serangan hari Jumat terjadi ketika Taliban telah meningkatkan kampanyenya melawan pemerintah di Kabul, dengan serangan terhadap pusat distrik dan provinsi di daerah-daerah mulai dari Badakhshan dan Baghlan di utara ke Farah di barat dan Ghazni di selatan Kabul.Serangan itu telah merusak kepercayaan pada pemerintah karena melanjutkan persiapan untuk pemilihan parlemen pada bulan Oktober.