Senin 21 May 2018 07:51 WIB

5.000 Orang Tewas Saat Gempa Cile 1960

Gempa ini disusul gelombang laut setinggi 35 kaki menghantam pesisir.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Friska Yolanda
Kondisi pascagempa bumi 7,6 Skala Richter (SR) di Valdivia, Cile.
Foto: Wikimedia commons
Kondisi pascagempa bumi 7,6 Skala Richter (SR) di Valdivia, Cile.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 21 Mei 1960, sebuah gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) mengguncang Valdivia, Cile. Gempa besar ini tercatat sebagai salah satu gempa terkuat yang pernah terjadi di negara tersebut.

Namun yang lebih mengejutkan, gempa itu ternyata hanya sebuah pertanda dari salah satu gempa bumi paling kuat lainnya yang pernah tercatat di dunia. Pukul 15.11 di hari yang sama, gempa yang lebih besar dengan kekuatan 8,5 SR mengguncang Cile selatan.

Pusat gempa luar biasa ini diketahui berada di lepas pantai di bawah Samudra Pasifik. Di sana, lempeng samudera Nazca jatuh sejauh 50 kaki di bawah lempeng Amerika Selatan.

Gempa bumi tersebut menyebabkan tanah longsor besar dari puing-puing material yang menuruni gunung-gunung di wilayah itu. Serangkaian tsunami juga terjadi di wilayah pesisir Cile.

Pukul 16.20, gelombang setinggi 26 kaki menghantam pantai dan merusak sebagian besar struktur bangunan saat surut. Namun, tsunami yang terburuk masih akan datang. Beberapa menit kemudian, gelombang laut setinggi 35 kaki menghantam pesisir.

Dilansir di History, tsunami Cile telah menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk mereka yang telah mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, bencana alam di hari itu tercatat telah menewaskan lebih dari 5.000 orang dan dua juta lainnya kehilangan tempat tinggal.

Mengingat kekuatan gempa yang luar biasa, jumlah korban tewas bisa jauh lebih tinggi. Meski demikian, orang-orang di daerah itu telah memprediksi adanya tsunami dari gempa pertama, sehingga sebagian besar dari mereka segera meninggalkan pantai.

Setelah meninggalkan Cile, tsunami bergerak menempuh jarak ratusan mil ke arah barat menuju Hawaii, Filipina, dan Jepang, yang juga menewaskan ratusan orang. Faktanya, gelombang yang dipicu oleh gempa ini memantul bolak-balik melintasi Samudra Pasifik selama sepekan. Gempa susulan juga terus terjadi selama 30 hari penuh setelah gempa utama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement