REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Ustaz Abdullah Gymnastiar, buka suara tentang daftar 200 penceramah yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) beberapa waktu lalu. Dai yang populer dengan nama Aa Gym ini merasa gundah ketika mengetahui namanya masuk ke dalam daftar tersebut.
Rasa gundah muncul karena Aa Gym merasa belum pantas menerima predikat itu. Ia merasa masih sangat jauh dari selayaknya sebagai seorang ulama. "Baik dari segi keilmuan maupun pengalaman," ucapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (21/5).
Kegundahan makin melanda lelaki kelahiran 26 Januari 1962 itu saat melihat guru-guru dan sahabat-sahabatnya belum masuk dalam daftar. Tidak sedikit di antara mereka sudah tidak diragukan lagi atas keilmuan, kecintaan, dan perjuangan untuk negeri tercinta ini.
Aa Gym percaya bahwa daftar 200 penceramah versi Kemenag dibuat bukan tanpa sebab, melainkan untuk kemaslahatan bersama bangsa. "Sesuai dengan QS al-Hujurat ayat 10 sampai 12 yang bermakna, sesama mukmin adalah bersaudara dan harus menjauhi prasangka buruk," tuturnya.
Namun, karena ternyata menimbulkan polemik, alangkah indahnya kebijakan ini dievaluasi dengan saksama. Selain itu, daftar ini sebaiknya dimusyawarahkan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan turut serta melibatkan para pimpinan ormas Islam. Tujuannya, agar kelak dapat menghasilkan kebijakan yang adil dan didukung oleh umat.
Aa Gym menjelaskan, ini adalah ujian bersama pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Selain untuk terus semangat menjalin ukhuwah, juga saling menasehati dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. "Semoga Allah menuntun kita semua agar bisa memiliki hati dan sikap terbaik dalam menyelesaikan berbagai masalah umat dan negeri ini. Aamiiin," kata Aa Gym.
Sebelumnya, pada Jumat (18/5), Kemenag merilis 200 daftar nama mubaligh. Selain Aa Gym, ada nama Ustaz Yusuf Mansur, KH Cholil Nafis, Ustaz Hidayat Nur Wahid, dan Prof Mahfud MD.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memohon maaf terkait langkahnya yang saat ini menjadi polemik di tengah masyarakat. Lukman meminta maaf khususnya kepada mubaligh yang merasa tidak nyaman karena namanya masuk dalam daftar rilis tersebut. "Atas nama Kementerian Agama, selaku Menteri Agama, saya memohon maaf kepada nama yang ada dirilis yang merasa tidak nyaman namanya ada di sana," ujar Lukman di Jakarta, Senin (21/5).
Selain itu, Lukman juga menegaskan tidak ada motif politik dalam rilis 200 mubaligh yang direkomendasikan Kemenag itu. Menurut dia, daftar mubaligh itu dibuat secara alamiah sesuai daftar usulan yang masuk dari pengurus ormas keagamaan, masjid besar, dan lainnya.
Dia mengatakan, jika ada mubaligh dengan jutaan pengikut yang belum masuk dalam daftar itu, hal itu semata karena belum masuk dalam usulan. "Itu bukti tidak ada motif politik di sini. Sama sekali tidak ada. Kalau kami berpolitik praktis maka tentu kami hanya akan masukkan yang pengikutnya besar saja," kata Lukman.