REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) pada 29 Juni mendatang akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). RUPSLB ini sebagai momen resminya Pertagas, anak usaha PT Pertamina (Persero), bergabung bersamaa PGN.
Direktur Utama PGN, Jobi Triananda menjelaskan RUPSLB nanti akan meminta persetujuan pemegang saham publik atas nilai aset Pertagas yang akan diambil oleh PGN nanti. Jobi menjelaskan, saat ini tim transaksi masih melakukan perhitungan berapa nilai aset Pertagas yang akan diambil oleh PGN.
"Untuk nilainya berapa, kami belum bisa disclosed sebelum ada perhitungan dan besaran nilai yang valid. Tapi, sebelum RUPS LB 29 Juni nanti kita akan buka berapa besarannya," ujar Jobi di Kantor Kementerian BUMN, Senin (21/5).
Jobi mengatakan dengan bergabungnya Pertagas dan PGN maka akan ada efisiensi yang lebih baik kedepan. Jika selama ini Pertagas dan PGN memiliki proyek pipa distribusi gas masing masing, kedepan kata jobi aset pipa pipa ini bisa digunakan bersama untuk bisa meningkatkan efisiensi.
"Misalnya kita punya belawan distribution, kita integrasikan output lebih maksimal. Misalkan FSRU lampung bisa digabung Nusantra Regas, Jatim di Pertagas bisa diintegrasikan pipa distribusi yang ada. Semarang di integrasikan pipa gresik semarang misalnya. Nah, dengan integrase ini bisa dua langkah," ujar Jobi.
Jobi juga mengatakan dengan bergabungnya Pertagas dengan PGN maka akan memperbesar kapasitas investasi kedua perusahaan tersebut. Jobi menambahkan, kedepan kedua perusahaan yang bergabung dalam subholding gas ini membutuhkan modal untuk investasi lebih besar, dengan penggabungan aset maka kesempatan keduanya mendapaykan modal investasi menjadi lebih besar.
"Dengan adanya penyatuan ini, diharapkan bisa meningkatkan permodalan dan kapasitas investasi," ujar Jobi.