Selasa 22 May 2018 05:27 WIB

Indonesia Minta Negara G20 Bangun Kerja Sama Kontraterorisme

Pemerintah Indonesia meminta negara G20 berkontribusi konkrit melawan terorisme.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negri - Retno Marsudi
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Luar Negri - Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Pemerintah Indonesia meminta negara anggota G20 untuk menunjukan kepemimpinan dan berkontribusi kongkrit dalam melawan terorisme. Hal itu dibutuhkan guna menjaga keamanan dan perdamaian dunia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi pada working dinner Menlu G20 di Buenos Aries Argentina. Pertemuan ini dihadiri oleh 21 menteri luar negeri dari negara anggota G20 dan negara yang diundang untuk hadir.

Menlu Retno mengatakan, ancaman terorisme masih tinggi dan sangat nyata. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kejadian di Indonesia pekan lalu. Menlu mengatakan, kepolisian dan otoritas keamanan Indonesia bergerak cepat mengidentifikasi dan menangkap jaringan pelaku.

"Masyarakat Indonesia tidak takut, kita semua tidak boleh takut hadapi terorisme dan tidak boleh beri terorisme ruang untuk bergerak," tegas Menlu Retno dalam keterangan resmi, Senin (21/5).

Menlu mengatakan, kejadian di Surabaya merupakan peristiwa yang memprihatinkan. Ini jika melihat terlibatnya seluruh anggota keluarga, termasuk dimanfaatkannya anak-anak, dalam aksi terorisme. Dalam kaitan ini, Menlu RI mengajak anggota G20 untuk memperkuat kerja sama global dalam melawan terorisme.

Menlu RI mengusulkan agar isu peperangan melawan teroris menjadi bagian integral dalam pembahasan di G20. Retno juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan solidaritas negara-negara G20 kepada Indonesia, menyusul aksi terorisme di Indonesia.

Sebelumnya dan mengawali rangkaian pertemuan Menlu G20, Menlu RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Belanda, Stef Blok. Kedua Menlu membahas upaya untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan kerja sama pemberantasan terorisme.

Terkait kerja sama pendidikan, Indonesia mengharapkan rencana Belanda untuk melakukan review terhadap beasiswa internasional tidak akan berpengaruh pada kerjasama yang dilakukan dengan Indonesia. Kedua Menlu juga bertukar pandangan terkait perkembangan di kawasan termasuk situasi pengungsi dari Rakhine State di Cox's Bazaar, Bangladesh.

Selain Menlu Belanda, Menlu RI juga bertemu dengan Wakil Menlu Amerilka Serikat. Dalam pertemuan ini, Wakil Menlu AS menyampaikan apresiasi atas dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian di Afghanistan, termasuk dengan memfasilitasi Pertemuan Trilateral Ulama di Bogor.

Pertemuan juga membahas upaya untuk memperkuat kerja sama strategic partnership Indonesia - Amerika Serikat. Selain itu, Menlu RI juga mendapat penjelasan posisi AS terhadap status Yerusalem dari Wakil Menlu AS, yang menanggapi keprihatinan Menlu RI atas pernyataan PM Israel mengenai status Yerusalem.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement