REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Korban jatuhnya pesawat di Kuba bertambah menjadi 111 orang pada Senin (21/5). Korban yang tewas tersebut adalah Grettel Landrove (23) meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Havana sejak Sabtu (19/5).
(Baca: Kecelakaan Pesawat, Kuba Kibarkan Bendera Setengah Tiang)
Sementara itu, dua korban selamat lainnya yang keduanya wanita masih berada dalam kondisi kritis karena luka bakar serius dan trauma lainnya. Hal ini diungkapkan Direktur Institut Kedokteran Hukum, Sergio Rabell dalam sebuah konferensi pers, Senin (21/5).
Puing-puing pesawat yang jatuh di Kuba masih tersebar di area luas
Sebelumnya, terjadi kecelakaan pesawat pada penerbangan domestik di Kuba Jumat (18/2) lalu. Pesawat jatuh tidak lama setelah terbang dan menjadi kecelakaan pesawat udara terburuk yang pernah terjadi di Kuba.
"Kami tidak berharap mendengar kabar bagus mengingat banyaknya jumlah penumpang yang meninggal dari peristiwa itu," kata Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, Sabtu (19/5).
(Baca: 110 Tewas dan Tiga Kritis dalam Kecelakaan Pesawat di Kuba)
Berdasarkan informasi yang beredar, pesawat Boeing 737 tersebut berusia terlalu tua yaitu 39 tahun. Pesawat tersebut adalah milik sebuah perusahaan Meksiko yaitu Damojh. Terkait hal ini, Meksiko telah menangguhkan perusahaan tersebut setelah menerima banyak komplain praktis pemeliharaan dan standar keselamatan.