Selasa 22 May 2018 16:19 WIB

Ikuti Saran Ulama, Anies-Sandi Diapresiasi

Tiga ormas Islam terbesar Indonesia menyarankan shalat Tarawih dilakukan di masjid.

Rep: Sri Handayani/Mas Alamil Huda/ Red: Muhammad Hafil
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri Apel besar dalam rangka memperingati HUT Satpol PP ke-68 di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (26/4).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri Apel besar dalam rangka memperingati HUT Satpol PP ke-68 di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Agus Suradika mengapresiasi keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan untuk membatalkan acara shalat Tarawih bersama di Monumen Nasional (Monas). Ia dianggap telah mendengarkan masukan dari para ulama.

"Saya mengapresiasi keputusan Gubernur yang mau mendengar masukan para ulama," kata Agus saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (22/5).

Menurut Agus, PWM DKI Jakarta menilai shalat memang sebaiknya dilakukan di masjid. Apabila masjid-masjid yang ada sudah tidak mampu menampung para jamaah, shalat baru dapat dilakukan di lapangan.

"Bahkan, di jalan pun boleh seperti saat Idul Fitri atau Idul Adha," kata Agus.

Menurut Agus, hal ini sudah pernah disampaikan dalam salah satu rapat yang dihadiri Sekretaris PWM DKI. Dalam pertemuan tersebut, Muhammadiyah memberikan masukan positif dan negatifnya apabila acara Tarawih digelar di Monas.

"Soal bagaimana (kebutuhan air) wudhu-nya jika batal, konsumsi, dan sebagainya. Lebih banyak ke hal teknis," kata dia.

Pemprov DKI berencana menggelar salat Tarawih bersama untuk pertama kalinya di Monas. Acara akan berlangsung pada 26 Mei.

Belakangan, rencana ini mendapatkan tentangan dari berbagai pihak. Tiga organisasi masyarakat besar di Indonesia, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, sepakat kegiatan ini sebaiknya dilakukan di masjid. Apalagi, jarak Masjid Istiqlal sangat dekat dengan Monas.

Pada awalnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga bersikukuh mempertahankan rencana tersebut. Namun, akhirnya mereka menyerah dan membatalkan kegiatan di Monas. Acara itu akan dialihkan ke Masjid Istiqlal.

Keputusan ini disampaikan oleh Gubernur Anies yang mengaku telah mendengar masukan dari berbagai pihak. Ia memutuskan untuk mengikuti saran ulama agar shalat Tarawih bersama dilakukan di masjid.

Sebab, kata dia, kegiatan ini adalah urusan ibadah. "Kita mendengar yang disampaikan para ulama, dan kita dalam urusan ibadah ya merujuk pada para ulama. Kita ikut pada pedoman yang digariskan ulama," kata dia di Balai Kota, Senin (21/5).

Anies mengaku sudah berkoordinasi dengan pengelola Istiqlal terkait pelaksanaan kegiatan ini. Istiqlal dipilih karena secara geografis letaknya berada di tengah Ibu Kota dan paling dekat dengan lokasi awal rencana kegiatan ini, yakni Monas. Selain itu, kata Anies, yang menjadi pertimbangan adalah kapasitas Istiqlal.

"Ada juga catatan mengenai keamanan dan lain-lain mengenai memang lebih baik kita selenggarakan di masjid karena tujuannya adalah Tarawih akbar, tempatnya kita selenggarakan di Istiqlal," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement