REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta operator penerbangan untuk menawarkan harga wajar selama periode mudik lebaran nanti. Ia meminta maskapai untuk tidak menjual tiket terlalu tinggi mendekati batas harga atas agar tidak membebani masyarakat.
"Saya selalu mendapat komplain dari Sumatra Barat kalau Lebaran dan Kalimantan Barat kalau Imlek. Saya buat surat edaran kepada para penanggung jawab airline untuk berikan harga yang lebih wajar," jelas Budi, usai memberikan sumbangan bus kampus di Universitas Andalas, Senin (21/5) sore kemarin.
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) mengaku sudah empat kali menyurati manajemen maskapai penerbangan plat merah, Garuda Indonesia. Alasannya, tarif tiket Garuda Indonesia, baik dari dan menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM), dianggap kemahalan selama periode mudik Lebaran.
Mahalnya tiket memicu inflasi dan kerap dikeluhkan masyarakat. Apalagi, tiket Garuda Indonesia juga diyakini menjadi acuan bagi maskapai lain dalam mematok tarif penerbangan selama mudik Lebaran.
Berdasarkan catatan tahun lalu, tingkat inflasi Kota Padang sejak paruh pertama 2017 ternyata bergantung pada naik turunnya tarif tiket pesawat terbang. Terbukti, naiknya tarif pesawat menyumbang laju inflasi hingga 0,1 persen pada bulan Juni 2017.
Sedangkan sebulan setelahnya, saat arus balik Lebaran masih tinggi, tarif tiket pesawat menyumbang inflasi hingga 0,66 persen dengan tingkat kenaikan harga hingga 41,08 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Berlanjut pada Agustus 2017, ketika arus balik perlahan mulai surut dan harga tiket pesawat mulai turun, Kota Padang justru mengalami deflasi sebesar -0,36 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Sukardi menjelaskan, peran penurunan tarif pesawat terhadap deflasi cukup tinggi yakni -3,49 persen. BPS mencatat, harga rata-rata tiket pesawat jurusan Padang-Jakarta pada September 2017 di kisaran Rp 700 ribu-an. Angka ini turun dibanding harga rata-rata tiket pesawat pada Juli 2017 saat arus mudik yang masih bertengger di angka Rp 975 ribu-an.
Angka itu didapat dari seluruh maskapai. Sementara Garuda Indonesia sendiri mematok harga rata-rata lebih mahal dibanding maskapai lain.