REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM tengah memperbaiki lembaga pemasyarakatan (Lapas) Karanganyar yang ada di kawasan Nusa Kambangan. Lapas ini diperbaiki dan dibangun kembali agar mampu menampung narapidana kasus terorisme lebih besar. Selain itu pengamanan di lapas ini pun akan dijadikan super maximum security.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, lapas ini merupakan tambahan untuk lapas pasir putih yang sudah ada di sana. Saat ini pembangunan lapas tersebut sudah mencapai 40 persen.
"Tinggal 60 persen lagi dan rencananya akan selesai tahun ini," ujar Yasonna usai rapat terbatas penanggulang terorisme di Istana Negara, Selasa (22/5).
Selain itu, pemerintah pun telah menyepakati untuk membangun rumah tahanan (rutan) baru bagi para teroris yang nantinya bernaung di bawah kepolisian.
"Yah kita akan, tadi sudah disepakati akan dibangun, kalau rutan yang rencananya di Cikeas pak Kapolri yang melakukan," ujar Yasonna.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme juga dilakukan di dunia pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga jenjang perguruan tinggi (PT). Menurut dia, langkah ini merupakan bagian dari pendekatan soft power, selain memberikan program deradikalisasi kepada mantan narapidana terorisme.
Jokowi menyampaikan, langkah preventif ini sangat diperlukan mengingat serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo beberapa pekan lalu turut melibatkan anak-anak di bawah umur serta perempuan.
"Ini menjadi peringatan pada kita semua menjadi wake up call betapa keluarga jadi target indoktrinasi terorisme," kata dia.
Peristiwa tersebut dinilai menandakan ideologi radikalisme telah masuk hingga keluarga dan dunia pendidikan. Karena itu, Presiden menginstruksikan agar aparat keamanan tak hanya menggunakan pendekatan hard power namun juga soft power untuk mencegah dan menanggulangi aksi terorisme.