Selasa 22 May 2018 19:24 WIB

Pangeran Arab Saudi Ikut Terseret Kasus Korupsi Najib Razak

Pengeran Arab Saudi diklaim mengirimkan uang ke rekening pribadi Najib Razak.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Nur Aini
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).
Foto: AP/Vincent Thian
Mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak memenuhi panggilan Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) pada Selasa (22/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia, atau yang dikenal dengan MACC menemui pangeran Arab Saudi untuk pemeriksaan kasus skandal korupsi 1Malaysia Development Bhd (1MDB). Pangeran tersebut diklaim mengirimkan sejumlah uang ke rekening pribadi mantan perdana menteri Najib Razak. Akan tetapi, pangeran tersebut tidak dapat memberikan bukti transfer uang sebesar Rp 9,2 triliun tersebut.

Pada 2015, Najib yang saat itu berkuasa, menerima dana misterius sebesar 2,6 miliar ringgit Malaysia. Dana itu kemudian mengalir ke rekening pribadi Najib melalui SRC International Sdn Bhd, anak perusahaan dari 1Malaysia Development Bhd (1MDB) yang kontroversial.

Najib selalu berdalih bahwa uang tersebut merupakan sumbangan dari Saudi, bukan bagian dari korupsi seperti yang dituduhkan. Ketua MACC Datuk Seri Mohd Shukri Abdull mengatakan seseorang telah memperkenalkan sosok pangeran Saudi tersebut kepada para petugas MACC ketika mereka berada di Arab Saudi.

"Prosedurnya memang kami mencari saksi sendiri. Tetapi dalam kasus ini, seseorang mengenalkan pangeran tersebut," katanya dilansir laman The Star.

"Kami kemudian minta dokumen pendukung, dan dia tidak bisa menunjukkannya," ujarnya.

Najib pada Selasa pagi hadir di markas MACC untuk diperiksa soal peran SRC International di 1MDB. Setelah diperiksa berjam-jam, Najib tidak ditahan. Namun, dia diwajibkan datang lagi untuk pemeriksaan Kamis nanti.

Baca: Thailand Batasi Tempat Demonstrasi Peringatan Kudeta

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement