REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Haleem adalah hidangan menyerupai bubur yang terbuat dari gandum, lentil dan daging. Saat Ramadhan tiba, hidangan ini menjadi hidangan favorit masyarakat Hyderabad, India. Hidangan lezat ini merupakan menu yang biasa ditemukan di acara pernikahan umat Muslim. Juga tersedia sepanjang tahun di beberapa hotel di perkotaan.
Namun selama bulan puasa, haleem menjadi sangat diminati oleh masyarakat. Tidak hanya umat Muslim tetapi orang-orang dari komunitas lain juga bersemangat menunggu Ramadhan hanya untuk menikmati hidangan favorit mereka.
Ribuan pelanggan memadati gerai di seluruh kota mulai dari pukul 05.00 sore hingga lewat tengah malam untuk mencicipi haleem. Mereka yang akan bepergian ke luar negeri atau ke berbagai tujuan di dalam negeri, tidak lupa membawakan haleem untuk keluarga dan teman-teman mereka.
Dilansir dari thehansindia.com, pada 2016 lalu, terdapat 3.500 outlet yang menjual hidangan ini. Bisnis ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Haleem dibuat menggunakan oven tradisional. Seluruh proses memasak memakan waktu 10 hingga 12 jam.
Haleem pada mulanya merupakan hidangan Arab, yang konon datang ke India melalui Iran dan Afghanistan. The Legendary Cuisine of Persia, sebuah buku masak yang sangat terkenal, menelusuri asal-usul haleem pada abad ke-6.
Seorang juru masak dari Yaman, konon pertama kali menyiapkan hidangan ini, yang juga disebut "harees" atau "harissa" di negara-negara Arab, untuk “Nizam of Hyderabad” pada 1930. Selanjutnya, beberapa hotel Irani mulai menjualnya di Hyderabad.
Selama beberapa dekade, hidangan lezat itu ditambah dengan bumbu lokal, buah kering, mentega atau desi ghee dan gaya memasak yang unik. Dari hotel berbintang, tempat makan populer hingga restoran kecil, hampir semua orang menyiapkan haleem.
Haleem dipilih sebagai hidangan untuk berbuka puasa karena dapat memberikan energi, nilai gizi yang tinggi, dan tekstur buburnya yang lembut. Proses memasak haleem dimulai dari pagi hari. Setelah daging dicampur dengan cabai, bawang putih, dan jahe dilunakkan dengan memasak, gandum ditambahkan, diikuti oleh lentil, rempah-rempah seperti kapulaga dan jinten. Berikutnya kacang mete, almond, minyak goreng, desi ghee dan bahan lainnya.
Seiring waktu buka puasa, puluhan pekerja mulai mengepak atau menyajikan piping hot haleem yang dihaluskan dengan shorba pedas khusus atau kaldu daging, bawang, ketumbar, dan irisan lemon.
Haleem awalnya dibuat dengan daging kambing atau sapi. Namun sekarang tersedia dalam varian lain seperti ayam, ikan, dan bahkan vegetarian. Kini hidangan ini telah memiliki variasi rasa yang berbeda disetiap gerainya.
Masyarakat Hyderabad menyarankan apabila ingin menghidupkan kembali popularitas haleem, maka berkunjunglah ke Pista House, sebuah toko roti yang membuat haleem pertama secara sederhana di pertengahan 90-an. Dengan pemasaran yang agresif dan inovatif, Pista House menjadi penjual haleem terbesar di kota. Merek ini telah membuka outlet global di Amerika Serikat, Oman dan Dubai.
Pada 2010, Pita House berhasil mendapatkan Status Indikasi Geografis (GIS) untuk Hyderabadi Haleem dan menjadikannya satu-satunya hidangan India non-vegetarian untuk mendapatkan pengakuan ini. Harga per porsinya adalah Rs 160 per piring atau sekitar Rp 33 ribu. Saat Ramadhan, Pista House membuka lebih dari 225 outlet di Hyderabad, Bengaluru, Chennai, Vijayawada, dan Kadapa, selain semua kota besar di Telangana.