Rabu 23 May 2018 01:25 WIB

MUI Minta Polemik Daftar Penceramah tak Diperpanjang

MUI akan bertemu dengan ormas untuk membahas daftar penceramah.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid menjelaskan, pihaknya berencana mengundang sejumlah organisasi masyarakat Islam terkait daftar mubaligh yang baru dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) pekan lalu. Meski tidak menyebutkan waktu dan tempat secara pasti, pertemuan direncanakan digelar dalam waktu dekat.

Zainut menjelaskan, pertemuan tersebut akan membahas dan mendalami bersama agar bisa menjadi kebijakan bersama. Ia juga mengimbau kepada semua pihak untuk tidak memperpanjang polemik terkait dengan rilis 200 nama mubaligh.

"Sebab, dikhawatirkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan fitnah," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/5).

Pertemuan ormas Islam ini sudah diketahui Kemenag saat MUI bertemu dengan Kemenag di Kantor MUI Jakarta pada Selasa (22/5) pagi pukul 09.30 WIB. Silaturahmi yang membicarakan terkait klarifikasi rilis 2 nama mubaligh ini dihadiri Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin dan sejumlah pengurus MUI lainnya.

Dari hasil silaturahmi, Zainut memastikan, nama-nama yang termasuk dalam rilis 200 mubaligh versi Kemenag merupakan murni usulan dari beberapa pihak. Termasuk di antaranya organisasi masyarakat, perguruan tinggi dan pengurus masjid.

Daftar mubaligh itu masih bersifat sementara, belum final. Menurut Zainut, Kemenag akan terus melakukan pembaharuan dan menambah nama-nama mubaligh sesuai dengan kesepakatan nanti. "Karena, tidak mungkin Indonesia yang sangat luas dan besar jumlah penduduknya ini hanya dilayani oleh 200 mubaligh," ucapnya.

Tanpa menyebutkan jumlah dan kriterianya secara pasti, Kemenag akan terus berkonsultasi dengan MUI dan ormas lain untuk nama-nama yang akan masuk daftar baru nanti. Selain itu, MUI dan Kemenag juga sepakat untuk membangun program peningkatan kompetensi dai atau mubaligh, baik dari aspek materi maupun metodologi malalui program dai bersertifikat.

Dalam 200 daftar nama mubaligh yang dirilis Kemenag, sejumlah nama mubaligh kondang masuk ke dalam daftar tersebut. Termasuk di antaranya, Ustaz Yusuf Mansur, KH Abdullah Gymnastiar, KH Cholil Nafis, KH Didin Hafidhuddin, Ustaz Hidayat Nur Wahid, Prof Mahfud MD, KH Said Aqil Siroj, dan KH Nasaruddin Umar.

Menurut Menag Lukman Hakim Saifuddin, rilis daftar nama mubaligh itu dalam rangka menjawab semua pertanyaan dari masyarakat terkait muballigh yang bisa berceramah, baik di mushola, masjid dan tempat pengajian lainnya.

"Karena begitu banyaknya permintaan dan pertanyaan dari masyarakat lalu kemudian kami di Kemenag meminta masukan kepada sejumlah ormas Islam, tokoh umat, ulama termasuk masjid-masjid besar yang ada di Indonesia lalu kemudian kami mendapatkan nama-nama itu," ujar Lukman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement