REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Suasana gelap total, saat itu terdengar suara dentuman dan terlihat kilatan di puncak kawah Gunung Merapi pada Selasa (22/5) sekitar pukul 01.47 WIB. Saat itu sebagian besar warga di lereng Merapi Yogyakarta sedang bergegas menyiapkan menu santap sahur di rumah masing-masing.
Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Yogyakarta, Agus Budi mengatakan, dentuman Merapi berlangsung sekitar tiga menit Akibatnya, warga harus mengungsi. Santap sahur pun terpaksa dituntaskan di barak-barak pengungsian. "Hingga Selasa dini hari, BPBD mencatat jumlah pengungsian di sembilan titik aman mencapai 1.522 warga," kata Agus melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Rabu (23/5).
Ia menyampaikan, tim Emergency Response ACT telah bergerak ke lereng Merapi untuk mendistribusikan masker bagi para pengungsi di barak-barak. Hari ini Humanity Food Van ACT juga akan ke lereng Merapi membawa ratusan paket makanan siap santap untuk berbuka puasa.
Humanity Food Van merupakan dapur umum berjalan yang dimiliki ACT Yogyakarta. Mereka akan memberikan kebutuhan pangan bagi masyarakat kurang mampu. Seperti diketahui tiga kecamatan di Kabupaten Sleman dilaporkan terus menerus mengalami hujan abu sejak Senin dini hari. "Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Cangkringan, Pakem dan Ngemplak, hujan abu juga dilaporkan turun tipis di sepanjang Jalan Kaliurang," ujarnya.
ACT menyampaikan, pergerakan pengungsi paling banyak tercatat berada di SD Sanjaya Tritis/Turgo yang mencapai 510 jiwa. Kemudian di Desa Glagaharjo dengan jumlah pengungsi mencapai 371 jiwa.