REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas Gunung Merapi memang telah meningkat beberapa hari belakangan, dengan status waspada atau level II. Selain manusia, tentu ada kepanikan yang sama dialami satwa-satwa yang ada di sekitaran Gunung Merapi.
Balai Taman Nasional Gunung Merapi mengeluarkan imbauan menyikapi aktivitas pergerakan satwa dari kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Kepala Balai, Ammy Nurwati mengingatkan Gunung Merapi merupakan tempat hidup atau habitat bagi satwa dan tumbuhan dilindungi.
"Adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi dimungkinkan dapat menyebabkan pergerakan satwa dari dalam kawasan Taman Nasional Gunung merapi menuju ke lokasi-lokasi yang dianggap aman bagi satwa," kata Ammy melalui rilis tertulis, Rabu (23/5).
(Baca: Sistem Peringatan Dini Gunung Merapi Dirasa Berfungsi Baik)
Ia menilai, pergerakan satwa dimungkinkan melalui permukiman, sawah, kebun, sungai dan jalan-jalan yang merupakan aktivitas masyarakat. Karenanya, Ammy mengimbau masyarakat agar bijak bila menemui satwa-satwa di lingkungannya.
"Bila menjumpai pergerakan satwa yang diduga dari kawasan Taman Nasional Gunung Merapi agar dapat menyikapinya dengan bijak," ujar Ammy.
Pantauan Republika, belum ada laporan-laporan masyarakat mengenai ditemukannya satwa-satwa sekitaran tempat tinggal mereka. Namun, hujan abu, gemuruh atau getaran yang ada memang cukup menakutkan mahluk hidup yang ada di lereng-lereng Gunung Merapi, baik itu manusia maupun hewan.