REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengatakan akan meninjau ulang kontrak pencarian MH370. Jika memungkinkan, Malaysia mungkin akan mengakhiri perjanjiannya dengan perusahaan swasta AS yang mencari MH370.
Pemerintah Malaysia sebelumnya pada Januari telah setuju untuk membayar Ocean Infinity yang bermarkas di Houston hingga 70 juta dolar AS jika menemukan MH370 selama pencarian di Samudra Hindia selatan. Pencarian ini diperkirakan akan berakhir Juni.
"Kami ingin tahu rincian ini (pencarian) dan jika kita merasa tidak perlu, kita tidak akan memperbaharui. Kami harus menghentikan kontrak itu jika tidak berguna," kata Mahathir setelah memimpin rapat kabinet pertamanya sejak menjabat pada 10 Mei.
Pengumuman itu datang ketika pemerintahan Mahathir berusaha memotong pengeluaran pemerintah setelah meninjau tingkat utang negara. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga korban MH370, Voice 370 meminta pemerintah baru untuk meninjau semua hal yang berkaitan dengan hilangnya MH370.
Hal ini termasuk kemungkinan pemalsuan atau penghapusan catatan yang berhubungan dengan MH370 dan pemeliharaannya. Ia mendesak pemerintah baru untuk dimasukkan sebagai bagian dari agenda dalam 100 hari ke depan penyelidikan lebih lanjut dan penyelidikan setiap tindakan atau kelalaian di seluruh spektrum operasi.
"Yang mungkin memiliki gangguan pelacakan, pencarian, penyelamatan dan pemulihan," ujar Voice 370 dalam sebuah pernyataan.
Keputusan untuk melibatkan Ocean Infinity datang setelah Australia, Cina dan Malaysia mengakhiri pencarian di area 120 ribu kilometer persegi di Samudera Hindia tahun lalu. Meskipun peneliti menyerukan daerah sasaran akan diperpanjang 25 ribu kilometer persegi ke utara.
Ocean Infinity pada 15 Mei mengatakan kapal Seabed Constructor telah bergerak sejauh 86 ribu kilometer persegi. Tetapi belum mengidentifikasi temuan signifikan.
Penerbangan MH370, membawa 239 orang. Pesawat ini menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014. Ini menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.