REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pembicaraan tingkat tinggi Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel) kemungkinan dilanjutkan setelah 25 Mei. Juru bicara kepresidenan Korsel, Yoong Young-chan, Selasa (22/5), mengatakan pembicaraan akan dilakukan sesudah pelatihan militer bersama Amerika Serikat dengan Korsel selesai.
Yoong berbicara kepada wartawan di Washington seusai Presiden AS Donald Trump melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Gedung Putih. Korut pada saat-saat terakhir pekan lalu membatalkan pertemuan dengan kalangan pejabat tinggi Korsel sebagai penentangan atas pelatihan bersama Seoul dengan Washington tersebut.
Baca juga: Pejabat Korsel: Pertemuan Kim-Trump 99,9 Persen akan Terjadi
Korut juga mengancam menghapus rencana pertemuan puncak Trump dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un. Hanya beberapa pekan setelah Kim menyatakan sejarah baru dan era perdampaian pada pertemuan puncak April bersama Moon, Pyongyang tiba-tiba membatalkan pembicaraan tingkat tinggi dengan Seoul. Bahkan, ada ancaman bahwa Pyongyang akan melakukan hal yang sama untuk pertemuan Singapura.
Rezim tersebut diperkirakan karena latihan militer kolaborasi Amerika-Korsel yang sudah direncanakan sejak lama. Korut juga mencabut undangannya bagi jurnalis Korsel untuk mengunjungi Korut dan menyaksikan penutupan tempat uji coba nuklirnya pada pekan ini.