Kamis 24 May 2018 05:49 WIB

Kembali Erupsi, Warga Jawa Tengah Diimbau Gunakan Masker

Erupsi freatik terjadi lagi Kamis (24/5) pada pukul 02.56 WIB.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Anggota SAR DIY memantau puncak Gunung Merapi dari pos pantau Klangon di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (23/5). Pasca letusan freatik pada pukul 13.49 WIB dengan durasi dua menit tim SAR melakukan pemantauan langsung puncak Gunung Merapi agar masyarakat tetap merasa aman.
Foto: Hendra Nurdiansyah/Antara
Anggota SAR DIY memantau puncak Gunung Merapi dari pos pantau Klangon di Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (23/5). Pasca letusan freatik pada pukul 13.49 WIB dengan durasi dua menit tim SAR melakukan pemantauan langsung puncak Gunung Merapi agar masyarakat tetap merasa aman.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menginstruksikan penggunaan masker dan kacamata bagi warga yang akan beraktivitas di luar ruangan. Imbauan ini dikeluarkan seiring dengan kian meningkatnya intensitas erupsi freatik gunung Merapi yang berpotensi mengakibatkan hujan debu vulkanik, dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan rilis yang dilansir Pusdalops atau Pusat Data dan Informasi BPBD Kabupaten Klaten, Kamis (24/5), pukul 03.15 WIB, erupsi freatik gunung Merapi kembali terjadi pada Kamis dini hari pukul 02.56 WIB. Erupsi freatik ini berlangsung sekitar 4 menit dengan tinggi kolom mencapai 6.000 meter dan angin bertiup ke arah barat.

Suara genuruh erupsi freatik kali ini terdengar di semua pos pemantauan gunung Merapi. "Untuk itu BPBD mengeluarkan imbauan kepada warga Jawa Tengah yang ada di lereng Merapi agar tidak panik dan tetap tenang, selalu wasapada dalam beraktivitas," jelas Sarwa.

Namun begitu, lanjutnya, masyafakat tetap aktif memantau perkembangan aktivitas gunung Merapi melalui berita dan sumber informasi yang terpercaya (BPPTKG, BMKG, BNPB, BPBD). Untuk aktivitas di luar ruangan, disarankan untuk selalu menggunakan masker serta pelindung mata, karena potensi gangguan debu vulkanik cukup tinggi.

Sedangkan untuk para pendaki gunung Merapi untuk saat ini telah ditutup oleh petugas Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). "Untuk sementara aktivitas pendakian ke puncak Merapi dilarang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement