REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasuition menilai Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru Perry Warjiyo sebagai sosok monetaris yang juga peduli terhadap pengembangan sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Dia kan sekolahnya, PhD-nya, moneter. Tapi selain itu, dia bukan sekedar monetaris, tapi ia juga punya perhatian sama UKM. Di internal BI dia juga perhatian sama pegawai, jadi menurut saya orangnya cukup komplit," ujar Darmin saat ditemui usai menghadiri pelantikan Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis.
Darmin juga menuturkan, Gubernur BI kini akhirnya ada pejabat karir BI lagi setelah terakhir Syahril Sabirin menjadi Gubernur BI 1998-2003. "Sudah lama sebenarnya Gubernur BI itu orang luar. Sekarang ini menariknya gubernurnya pejabat karir, jadi uda ngelotok ilmunya," kata Darmin.
Darmin yang juga sempat menjabat sebagai Gubernur BI 2010-2013 itu mengharapkan dengan resminya Perry Warjiyo menjadi Gubernur BI, ke depan kerja sama dengan pemerintah akan semakin baik. "Saya melihat kerja sama pemerintah dan BI akan makin lancar dan makin kuat," ujarnya.
Perry Warjiyo resmi menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023 menggantikan mantan pemimpinnya, Agus Martowardojo, setelah mengucap sumpah jabatan di Mahkamah Agung, Kamis (24/5).
Perry yang alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan Mantan Deputi Gubernur BI periode 2013-2018. Saat menjadi wakil Agus di Bank Sentral, Perry banyak membenahi aspek kebijakan moneter, ekonomi internasional, dan ekonomi syariah.
Tugas Perry cukup berat saat ini. Dia datang sebagai pucuk pimpinan tertinggi BI saat arus tekanan terhadap nilai tukar rupiah sedang kencang-kencangnya. Rupiah sudah melemah 4,53 persen hingga 21 Mei 2018 (year to date/ytd) dan kini berada di kisaran Rp14.100 per dolar AS, yang merupakan level terlemah rupiah sejak 2015.