Kamis 24 May 2018 14:06 WIB

Masjid Al Munawaroh, Masjid Tua Bergaya Arsitektur Belanda

Keberadaan rumah tua dan masjid ini hingga kini masih bertahan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Masjid Al Munawaroh di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi menjadi peninggalan zaman Belanda yang bertahan dan hingga kini jadi pusat kegiatan Islam di wilayahnya.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Masjid Al Munawaroh di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi menjadi peninggalan zaman Belanda yang bertahan dan hingga kini jadi pusat kegiatan Islam di wilayahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebuah masjid di Desa Cipetir, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memiliki ciri khas arsitektur khas Belanda. Masjid tua ini dibangun oleh warga pribumi pada zaman penjajahan Belanda pada 1941.

Masjid yang bernama Al Munawaroh tersebut hingga kini masih bertahan dan belum dilakukan perubahan atau renovasi. Lokasi masjid ini tepatnya berada di Kampung Cijarian Panday, Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi.

Di kampung ini memang masih banyak ditemukan rumah dengan ciri bangunan arsitektur khas Belanda. Terutama di sekitar kawasan Masjid Al Munawaroh. Sehingga ada sebagian orang yang menamakan kawasan itu sebagai kampung tempo dulu.

photo
Masjid Al Munawaroh di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi menjadi peninggalan zaman Belanda yang bertahan dan hingga kini jadi pusat kegiatan Islam di wilayahnya.

Tokoh masyarakat Cipetir Nunung M Tolhan (65) mengatakan, Masjid Al Munawaroh berdiri sejak 1941. Masjid dibangun sebelum masa kemerdeakaan, ujar dia kepada wartawan Kamis (24/5). Pembangunan masjid berdasarkan keterangan orangtua dulu dilakukan oleh warga pribumi yang masih satu keturunan.

Mereka adalah tokoh masyarakat di Cipetir yakni  H Harmami, H Basar, H Fatimah dan H Rukoyah yang semuanya merupakan keturunan dari H Arif. Pada waktu dulu masjid ini seringkali digunakan untuk shalat dan mengaji para santri yang pesantren atau madrasahnya dekat dengan masjid.

Hingga kini pun kata Nunung, masjid ini masih ramai digunakan untuk beribadah dan kegiatan dakwah atau syiar Islam. Terlebih pada momen bulan Ramadhan seperti saat ini. Di mana kegiatan ibadah lebih semarak dengan shalat tarawih dan tadarus Alquran.

Menurut Nunung, sruktur bangunan masjid ini masih cukup kuat karena konstruksi batu dan beton. Selain itu ditopang dengan penyangga yang masih kuat.

photo
Masjid Al Munawaroh di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi menjadi peninggalan zaman Belanda yang bertahan dan hingga kini jadi pusat kegiatan Islam di wilayahnya

"Masjid mempunyai nilai sejarah karena dibangun sejak zaman Belanda dan ketika agresi Belanda kedua masjid punya peranan karena menyembunyikan senjata para pejuang kemerdekaan," ungkap Nunung. Namun penyembunyian senjata akhirnya diketahui Belanda.

Dampaknya salah satu rumah tokoh masyarakat dibakar Belanda. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 1947.

Nunung mengungkapkan, Masjid Al Munawaroh ini masih terbilang berusia muda dibandingkan dengan bangunan rumah milik warga yang ada di sekitarnya. Ia mencontohkan salah satu rumah milik warga di sekitar masjid usianya ada yang dibangun sejak 1925 hingga 1930.

photo
Masjid Al Munawaroh di Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi menjadi peninggalan zaman Belanda yang bertahan dan hingga kini jadi pusat kegiatan Islam di wilayahnya

Keberadaan rumah tua dan masjid ini hingga kini masih bertahan. Meskipun sebagian rumah tua tidak terawat karena tidak ditempati pemiliknya yang pindah ke kota. Namun ada sebagian lainnya yang masih terawat terjaga keasliannya.n riga nurul iman

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement