REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Qori internasional asal Bahrain, Syeikh Muhammad Thaha Al-Junayd mengaku mengetahui serangkaian teror yang terjadi di Kota Surabaya dan Sidoarjo. Bahkan, mantan qori cilik yang bacaan Alqurannya dikenal di seluruh dunia tersebut mengaku mengetahui berita teror tersebut beberapa hari sebelum berkunjung ke Indonesia.
Namun demikian, peristiwa teror bom tersebut tidak lantas mengganggu niat Syeikh Muhammad Thaha untuk melakukan lawatan pertamanya ke Indonesia. Karena itu dia tetap melakukan kunjungan ke Indonesia. Bahkan dia mengaku tanpa ketakutan sedikitpun akan adanya teror.
"Saya mengetahui kabar itu (teror bom, Red) jauh-jauh hari sebelum keberangkatan ke Indonesia. Saya tidak kaget dengan itu karena di negara-negara Arab sana pun pernah terjadi hal-hal seperti itu," kata dia saat ditemui di Stasiun Radio Suara Muslim Surabaya, jalan Dinoyo, Kamis (24/5).
Pria berjuluk beautiful voice from heaven tersebut menyatakan, dia tidak memungkiri kemungkinan terjadinya teror saat menjalani kunjungannya di Indonesia. Namun demikian, dia tidak merasa takut karena sekalipun itu terjadi, menurutnya dia bisa mati syahid.
"Seandainya itu terjadi saat saya berkunjung ke Indonesia saya tidak takut. Karena saya yakin kalau saya meninggal pun ya saya mati syahid," ujar Syeikh Muhammad Thaha.
Syeikh Muhammad Thaha mengaku, sangat senang berkunjung ke Indonesia. Itu tak lain karena menurutnya, cuaca dan keramahan masyarakat Indonesia membuat dia betah di sini. Dia pun berharap di tahun-tahun berikutnya bisa kembali mengunjungi Indonesia. "Saya sangat senang dengan Indonesia, dengan cuaca Indonesia, dengan orang-orang Indonesia yang terkenal ramah tamah. Insya Allah di Ramadhan berikutnya saya berharap diberi kesempatan untuk kembali ke Indonesia," kata dia.