Kamis 24 May 2018 18:10 WIB

WAP Kritik 3 Destinasi Indonesia tak Ramah Hewan Liar

Taman margasatwa di tiga destinasi dianggap tak memenuhi kebutuhan hewan liar

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lumba-lumba
Foto: ROL
Lumba-lumba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Animal Protection (WAP) baru-baru ini mengkritik sejumlah destinasi wisata paling populer di Indonesia. Tiga destinasi itu antara lain, pulau Bali, Lombok dan Gili Trawangan. WAP menganggap tiga destinasi ini sebagai tempat yang tidak ramah, khususnya bagi hewan-hewan liar.

Dari 26 tempat yang diteliti sejak November tahun lalu, WAP menyatakan taman margasatwa di ketiga destinasi itu tidak memenuhi kebutuhan dasar hewan liar. Beberapa hewan liar yang turut di teliti, seperti gajah, harimau, lumba-lumba atau kucing luwak.

"Kami mengamati lebih dari 1.500 hewan yang digunakan di tempat hiburan, baik sebagai pameran dan dalam kegiatan seperti pertunjukan," kata laporan itu, dilansir laman Telegraph, Kamis (24/5).

Dari 1.500 hewan yang diteliti, antara lain 62 gajah, 48 primata, sembilan harimau, 13 lumba-lumba, hampir 300 penyu, 80 kucing luwak dan berbagai spesies lainnya, termasuk rubah terbang.

Rides gajah atau pertunjukan gajah, peluang selfie dengan orang utan, atau berenang dengan lumba-lumba biasanya ditawarkan di tempat-tempat ini. Sementara tempat-tempat yang lebih kecil menawarkan pengalaman yang lebih individual, tempat-tempat berskala besar lainnya menampung hewan-hewan terkenal yang digunakan sepanjang hari dalam interaksi dengan banyak penonton, lanjut laporan tersebut.

Salah satu tuduhan yang paling mengejutkan dalam laporan tersebut menyatakan bahwa ditemukan tempat hiburan yang telah melepaskan gigi lumba-lumba agar tidak menimbulkan gigitan serius pada pengunjung.

Ada pula taman hiburan yang hanya menyediakan kolam dengan panjang 20 meter dan kedalaman air tiga meter untuk menampung empat lumba-lumba.

Asia telah mendapatkan reputasi buruk ketika berurusan dengan penanganan hewan. Selain Indonesia, sebelumnya Kuil Harimau di Thailand juga mendapat kritik keras saat ditemukan 40 anak harimau mati di freezer pada 2016.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement