Ahad 27 May 2018 07:09 WIB

Menyambung Hidup Difabel Dhuafa Melalui Bantuan Kaki Palsu

Ada 50 dhuafa yang menerima kaki palsu serta sembako Ramadhan.

Bantuan kaki palsu IZI
Foto: Humas IZI
Bantuan kaki palsu IZI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup berpuasa dengan kondisi yang baik mungkin suatu hal yang wajar. Meski seringkali terasa lapar dan haus ketika siang yang terik, hal itu masih mampu dijalankan dengan baik.

Hal berbeda halnya bagi para kaum difabel. Belum lagi mereka dari kalangan yang tak mampu, hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Hidup dengan tubuh yang tak sempurna tentu saja menjadi ujian tersendiri bagi difabel. Mereka terbatas dalam laksanakan aktivitas.

Salah satunya mereka yang kehilangan satu atau kedua kakinya. Mereka tentu mengalami keterbatasan dalam beraktovitas. Mereka Saat orang lain begitu sigap berjalan, hal itu tidak berlakubagi mereka.  Mereka perlahan berjalan dengan alat bantu, dan ada juga yang menggunakan kursi roda.

Difabel ini datang dari berbagai latar belakang. Ada yang kehilangan kaki kareba memang cacat bawaan, ada pula karena kecelakaan.

Itu yang diakui oleh seorang pengidap difabel yang juga berprofesi sebagai pengrajin kaki palsu. Salim namanya. Pemuda kelahiran tahun 1993 asal Bandung tersebut tertabrak saat berdagang.  Pelaku penabrak pergi begitu saja sehingga membuat Salim sempat patah semangat.

Namun kemudian, Salim menemukan jalan hidup yang sesuai dengan kondisinya. Ia diajak oleh Dadan, yang sesama difabel untuk bekerja sebagai pembuat kaki palsu di Bandung. Hingga, kini mereka akui raup omset jutaan dari hasil usaha membuat kaki palsu.

"Kalau ingat kejadian saat itu, rasanya begitu sedih dan miris. Di samping saya bekerja kecil-kecilan, tapi saya kecelakaan, dan juga harus rela kehilangan kaki saya. Pelaku penabraknya pun malah kabur tak tanggung jawab. Namun, bersyukur saya miliki orang tua yang tabah, hingga akhirnya saya diberi jalan oleh Allah dengan dipertemukan bersama kang Dadan, pengrajin kaki palsu. Saya bekerja disitu sudah cukup lama. Ya untuk memenuhi kehidupan saya," ujarnya pada kegiatan Ramadhan Bulan Berbagi 50 Kaki Palsu yang diinisiasi Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), pekan lalu.

Di hadapan para penerima kaki palsu, ia memberikan motivasi dan pengalaman hidup untuk membangun kembali semangat berjuang melawan putus asa. Ia mengatakan seseorang tidak noleh patah semangat dan terbatas saat memiliki kekurangan.

"Yang namanya nasib masih bisa kita dapat. Itu tidak pandang usia, baik tua ataupun muda. Pokoknya harus semangat, terlebih IZI sudah bantu berikan kita Kaki Palsu," kata dia.

tambahnya.

Haryono, Manajer Pendayagunaan IZI mengungkapkan pihaknya memberi bantuan 50 kaki palsu di bulan Ramadhan ini. IZI juga menyalurkan paket sembako ramadhan kepada para difabel dhuafa tersebut.

"Sengaja kami adakan acara di momen saat ini karena mereka adalah para dhuafa sehingga berhak kita cukupi kehidupannya selama satu bulan melalui Paket Sembako Ramadhan," kata Haryono.

Rahmat (45) salah satu penerima Kaki Palsu ini mengungkap kesyukurannya atas bantuan yang diberikan oleh IZI. Ia mengaku saat ini bekerja sebagai tukang pijat. Dan sebagai bentuk pemberdayaan, IZI turut membantu berikan pendampingan pada Rahmat.

"Saya sampai sekarang bekerja sebagai tukang pijat. Upahnya tidak besar, bergantung yang minta diurut. Kalaupun tidak ada ya paling saya bantu-bantu kuli. Dan syukur Alhamdulillah atas bantuan kaki palsu yang diberikan oleh IZI. Terlalu mahal harganya bila kami harus beli kaki palsu ini. Semoga kedepan IZI semakin dipercaya oleh para dermawan, karena saya merasa IZI begitu berjasa terhadap para Dhuafa seperti halnya saya"  ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement