Ahad 27 May 2018 11:05 WIB

Presiden Korsel: Kim Jong-un Tetap Ingin Bertemu Trump

Presiden Korsel kembali bertemu pemimpin Korut pada Sabtu.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan mereka setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada Ahad (27/5)mengungkapkan bahwa Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea. Selain itu, Kim juga berkomitmen untuk melakukan pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Moon dan Kim mengadakan pertemuan mengejutkan pada Sabtu (26/5). Dalam konferensi pers di Seoul, Moon mengatakan bahwa kemungkinan konferensi tingkat tinggi (KTT) AS-Korut harus diadakan dengan sukses. "Ketua Kim dan saya setuju bahwa KTT 12 Juni harus diadakan dengan sukses, dan bahwa upaya kami untuk denuklirisasi di Semenanjung Korea dan rezim perdamaian abadi tidak boleh dihentikan," kata Moon.

Moon mengatakan pertemuan mereka di Panmunjeom itu atas permintaan Kim. "Ketua Kim meminta pertemuan tanpa formalitas dua hari yang lalu dan saya dengan senang hati menerimanya," kata Moon, seraya mengatakan bahwa KTT itu sejalan dengan perjanjian sebelumnya agar kedua pemimpin itu bertemu lebih sering.

"Pertemuan diadakan karena para pejabat dari kedua negara berpikir bahwa pertemuan tatap muka akan lebih baik daripada panggilan telepon," kata Moon.

Sementara di Washington, Trump mengisyaratkan bahwa persiapan untuk KTT dengan Kim akan terus berlanjut. Dalam sepekan penuh pasang surut diplomatik seputar prospek pertemuan puncak antara AS dan Korut yang belum pernah terjadi sebelumnya, pertemuan mengejutkan kedua pemimpin Korea itu digelar. Hal itu adalah tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea itu mencoba untuk mempertahankan pertemuan lagi sesuai rencana awal.

Pernyataan dari kantor berita negara Korut, KCNA, mengatakan bahwa Kim menyatakan keinginannya tentang kemungkinan bertemu Trump seperti yang direncanakan sebelumnya. Moon kembali ke Seoul pada Kamis (24/5) pagi setelah bertemu Trump di Washington dalam upaya untuk menjaga taruhan tinggi KTT AS-Korut berada di jalurnya. Ia mengatakan bahwa ia menyampaikan pesan keinginan kuat Trump untuk mengakhiri hubungan bermusuhan dengan Korut dan mengupayakan kerjasama ekonomi bilateral.

Dalam sebuah surat kepada Kim pada Kamis, Trump mengatakan dia membatalkan rencana KTT Singapura, mengutip permusuhan terbuka Korut.Tapi pada Sabtu (26/5), Trump mengatakan dia masih memperkirakan tanggal 12 Juni untuk KTT di Singapura.

"Kami melakukan dengan sangat baik dalam hal pertemuan puncak dengan Korut," kata Trump di Gedung Putih.

Seorang juru bicara Gedung Putih pada Sabtu mengatakan bahwa tim Gedung Putih akan berangkat seperti yang dijadwalkan di Singapura akhir pekan ini untuk mempersiapkan KTT. Pemerintah Trump menuntut agar Korut menutup program senjata nuklir sepenuhnya dan tidak dapat diubah. Keputusan awal Trump dan Kim itu menjawab akhir dari ancaman perang dan penghinaan antara para pemimpin atas program tersebut pada bulan-bulan sebelumnya.

Baca: Putin dan Abe Minta Semua Pihak Dukung Pertemuan AS-Korut

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement