Ahad 27 May 2018 12:49 WIB

89 Orang Menjadi Korban Keracunan Keong Sawah di Bogor

Kemungkinan penyebab keracunan warga ini karena cara memasak yang salah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ratna Puspita
Korban keracunan keong sawah dirawat di Puskesmas Bogor Utara. Hingga Ahad (27/5) pagi jumlah korban mencapai 89 orang.
Foto: Zahrotul Octaviani
Korban keracunan keong sawah dirawat di Puskesmas Bogor Utara. Hingga Ahad (27/5) pagi jumlah korban mencapai 89 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah korban keracunan tutut atau keong sawah di Bogor hingga Ahad (27/5) ini menjadi 89 orang. Empat korban tambahan masuk ke Puskesmas Bogor Utara pada Sabtu (26/5) malam dan Ahad pagi.

"Kemarin jumlah korban 85, tambah lagi empat," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Yuniarto Budi Santoso kepada Republika di Puskesmas Bogor Utara, Ahad (27/5).

Mayoritas korban keracunan ini adalah warga RT 01, 02, dan 03 RW 07 Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Rata-rata korban mengonsumsi keong sawah pada Rabu (23/5) malam, tetapi baru merasakan dampaknya Kamis (24/5) pagi.
Mereka menjalani perawatan di empat rumah sakit di Bogor, yakni RSUD, RS Azra, RS Mulia, dan RS Vania. Ada juga korban yang dirawat di puskesmas. 

“Beberapa sudah dirujuk untuk pulang karena dilihat kondisinya sudah membaik. Ada delapan orang," ujarnya.

Dia menambahkan ada juga warga yang memilih tidak menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas. Korban-korban ini dirawat oleh salah satu petugas kesehatan yang tinggal di Kampung Sawah.

"Beberapa diinfus di rumah karena disana ada petugas kesehatan juga. Sejauh ini semua tetap kita pantau," lanjutnya.

Budi menambahkan berdasarkan informasi dari Polresta Bogor Kota, kemungkinan penyebab keracunan warga ini karena cara memasak yang salah. Si pembuat masakan tutut menyampurkan hasil dagangan sisa dengan yang baru. Hal ini menyebabkan kontaminasi dan memperlancar penyebaran bakteri. 

Tutut merupakan makanan yang memiliki protein tinggi. Makanan dengan protein tinggi ini akan sangat rentan basi bila tidak segera dimakan. 

Kepala Dinkes Kota Bogor Rubaeah menyebut kasus keracunan keong sawah atau tutut ini baru pertama terjadi di Kota Bogor. Makanan yang sering dibuat lauk oleh warga Kota Bogor ini disebut memang biasa dijual, tetapi penjualannya lebih banyak lagi saat bulan puasa.

“Penyebabnya apa harus tunggu konfirmasi dulu, masih kita cek di laboratorium dulu. InsyaAllah hasilnya keluar Selasa," ujar Rubaeah saat dihubungi Republika.

Plt Walikota Bogor Usmar Hariman telah menetapkan status kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Penetapan tersebut sesuai dengan ketentuan salah satunya korban lebih dari 10 orang dengan peristiwa dan lokasi yang sama.

"Hasil laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor dan petugas yang ada lapangan terkait kasus ini akan dibuatkan SK KLB Senin (28/5)," ujar Usmar.

Untuk menangani kasus ini, Usmar pun memerintahkan kepada dinas terkait untuk membentuk tim yang dapat melakukan penanganan korban secara cepat. Warga yang memiliki indikasi serupa pun diharap dapat segera diberikan penanganan.

"Bagi yang belum tercatat peserta BPJS Kesehatan akan dibantu agar bebas dari biaya perawatan. Kalau yang sudah ada, tinggal kita bantu dari segi pelayanan korban, supaya ditangani dengan baik,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement